REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, persoalan saat ini yang perlu dicarikan solusi adalah menyangkut lapangan pekerjaan. "Presiden (Joko Widodo) menilai persoalan sekarang adalah employment. Bagaimana masyarakat bisa bekerja dan bisa mendapatkan pendapatan," ucap Sri Mulyani, Kamis (26/10).
Terkait perkembangan arus teknologi, ia mencontohkan bagaimana proses bisnis yang dilakukan PT Go-Jek Indonesia mampu memberikan solusi bagi permasalahan di bidang underemployment atau kelompok pekerja yang ingin bekerja lebih banyak tetapi tidak bisa.
"Go-Jek memanfaatkan lapangan kerja mereka yang underemployed. Ini menunjukkan adanya kesempatan kerja baru yang muncul," ucap Sri Mulyani.
Kemudian, lanjut dia, penyelesaian persoalan lapangan pekerjaan dari sisi pemerintah dilakukan melalui, misalnya, pemanfaatan dana desa sebesar Rp 60 triliun. "Dana desa Rp 60 triliun kalau pemanfaatannya untuk membuat lapangan kerja baru maka bisa meningkatkan kesejahteraan. Masalah APBN bukan pada uangnya, namun bagaimana menggunakan uangnya itu," ucap dia.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kata Sri, juga mempelajari pengaruh perkembangan arus teknologi yang memunculkan ekonomi digital terhadap pengalokasian anggaran belanja dan program-program pemerintah. "Kami akan lihat arahnya ke mana, dan arus teknologi itu bisa tidak membuat alokasi itu berubah atau cara membelanjakannya berubah," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Mantan direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan, pemerintah akan mempelajari pengaruh ekonomi digital terutama dalam rangka belanja kementerian dan lembaga maupun transfer daerah. Sri Mulyani mengakui bahwa kemunculan teknologi mengharuskan pemerintah untuk terbuka pikirannya mengenai desain APBN, program, dan perencanaan.