REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Vivo Energy Indonesia membuka SPBU baru di Cipayung dan memasang harga jual di bawah rata rata penjualan BBM SPBU lainnya, pun Pertamina. Corporate Communication Vivo Energy Indonesia, Maldi Al Jufrie mengatakan, dengan membanderol harga BBM RON 89 Rp 6.100 tak membuat Vivo merugi.
Meski tak merigid komponen biaya hingga keluar harga jual Rp 6.100 namun Maldi berharap Vivo tak merugi dengan menjual bensin di bawah harga Pertamina. Ia hanya mengisyaratkan bahwa harga jual Rp 6.100 tersebut sudah masuk dalam angka keekonomian Vivo Indonesia.
"Rugi insya Allah tidak. Susah kalau dijelasin hitung hitungannya. Ini sudah sesuai dengan harga keekonomian kita," ujar Maldi saat peresmian SPBU Vivo di Cipayung, Kamis (26/10).
Maldi malah mengatakan Vivo berencana untuk membangun SPBU lainnya di Jabodetabek pada tahun ini sebanyak 6 sampai 7 SPBU lagi. Ke depan di akhir tahun, Vivo juga sudah mengkonstruksi SPBU di Maluku yaitu di Pulau Obi dan Pulau Seram. "Nanti di Bekasi, Bintaro sektor 2 dan 7 dan juga di Cilandak," ujar Maldi.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan meresmikan SPBU milik PT. Vivo Energy Indonesia perusahaan besutan Belanda tersebut. SPBU dengan harga jual Premium di bawah harga yang dipasang oleh Pertamina ini diharapkan oleh Jonan bisa menambah akses masyarakat dalam mendapatkan BBM.
Jonan mengatakan salah satu alasan mengapa dirinya datang dan meresmikan SPBU Vivo karena SPBU ini membandrol BBM RON 89 dengan harga Rp 6.100. Harga ini dibawah dari harga BBM RON 88 (Premium) yang dipasang oleh Pertamina yang sebesar Rp 6.450.
"Sekarang, Revo ini kenapa saya sampai datang, dia jual 89, 90, 92. yang 89 dia jual di 6.100. Kalau RON 88 yang penugasan kan 6.450 sama 6.650. Ini RON lebih tinggi, harga juga bersaing. Jadi masyarakat punya pilihan. Ini sesuai sama arahan pak Presiden," ujar Jonan di SPBU Vivo, Cipayung, Kamis (26/10).