Kamis 26 Oct 2017 19:31 WIB

BCA Kumpulkan Laba Bersih Hingga Lebih dari Rp 16 Triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kanan), bersama Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (tengah), dan Direktur BCA Suwignyo Budiman memberikan keterangan pers tentang hasil kinerja sembilan bulan pertama PT Bank Central Asia Tbk, Jakarta, Kamis (26/10).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kanan), bersama Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Keith Galbraith (tengah), dan Direktur BCA Suwignyo Budiman memberikan keterangan pers tentang hasil kinerja sembilan bulan pertama PT Bank Central Asia Tbk, Jakarta, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan konsolidasi sepanjang sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2017. Laba bersih meningkat 11,3 persen menjadi Rp 16,8 triliun dari Rp 15,1 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya pun tumbuh 5,2 persen menjadi Rp 41,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2017. Dibandingkan sembilan bulan pertama 2016, yakni sebesar Rp 39,7 triliun.

BCA membukukan pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) di tengah kondisi bisnis sektor perbankan yang belum sepenuhnya pulih. "Pertumbuhan tersebut ditopang oleh layanan berkualitas kepada nasabah, berbagai event promosi serta penawaran suku bunga kredit yang kompetitif sekaligus penyediaan solusi perbankan yang komprehensif," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, kepada wartawan, Kamis (26/10).

Ia mengungkapkan, manajemen risiko yang prudent juga merupakan bagian penting. Hal itu terutama dalam upaya mempertahankan pertumbuhan Iaba yang positif.  BCA pun mencatat outstanding portofolio kredit mencapai Rp 440 triliun pada akhir September 2017. Jumlah itu naik 13,9 persen year on year (yoy).

 

Jahja menuturkan, pertumbuhan itu didorong oleh segmen korporasi dan konsumer. Kredit korporasi berkontribusi sebesar Rp 161,5 triliun terhadap total, tumbuh 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Kredit konsumer tercatat sebesar Rp 128,3 triliun, meningkat 20,6 persen yoy.

Pada portofolio kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh sebesar 26,8 persen yoy menjadi Rp 78,8 triliun, berkat penawaran produk dengan struktur tertentu dan tingkat suku bunga yang kompetitif. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit masing-masing meningkat 11,4 persen yoy menjadi Rp 38,5 triliun dan 13,4 persen yoy menjadi Rp 11 triliun. Kredit komersial dan UKM tercatat sebesar Rp 150 triliun, meningkat 2,4 persen yoy.

Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA berada pada level 1,5 persen pada akhir September 2017. Total cadangan kredit tercatat sebesar Rp 12,8 triliun atau meningkat 13,6 persen dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya.

Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah juga tercatat sebesar 190,8 persen. Sementara itu, BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan sehat. Rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) pun tercatat sebesar 74,7 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 23,6 persen.

Selanjutnya, DPK meningkat 16,5 persen yoy menjadi Rp 574,4 triliun pada akhir September 2017. Hal itu itopang oleh dana deposito yang tumbuh sebesar 36 persen yoy menjadi Rp 146,4 triliun. Sedangkan dana giro dan tabungan (CASA)  merupakan komposisi terbesar yaitu 74,5 persen terhadap total dana pihak ketiga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement