REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu menembus level 6.000 pada Rabu (25/10) dinilai terpengaruh pengesahan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2018 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"RAPBN disahkan membawa sentimen positif ke beberapa saham konstruksi. Saham Jasa Marga, Semen Indonesia, serta perbankan pun menguat. Saham-saham itu menopang indeks naik," jelas Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee kepada Republika.co.id, Kamis, (26/10).
Selain itu, kata dia, pelaku pasar juga tengah menanti siapa Ketua The Fed berikutnya. Pasar menunggu kejelasan apakah tetap Jannet Yellen atau akan diganti.
"November awal sudah akan diputuskan. Tentu hal-hal itu dicermati pasar sehingga pengaruhi IHSG," kata Hans.
Menurutnya, penguatan IHSG tidak berarti menandakan banyak investor lari ke saham karena daya beli sektor riil turun. Melainkan, karena sebelumnya pelaku pasar yang masuk ke obligasi (bond) mulai kembali ke pasar saham.
"Berkat sentimen RAPBN yang tadinya pelaku pasar masuk ke pasar saham lagi. Ini membuat indeks naik tapi kita sudah prediksi sejak awal," kata Hans.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, siang ini IHSG masih betah di zona hijau dan bertahan di posisi 6.000 tepatnya 6.033,78 pada pukul 13.45 WIB. Sebelumnya pada akhir perdagangan sesi I, ditutup naik 0,13 persen di level 6.033,49.