Kamis 26 Oct 2017 13:41 WIB

Dibangun Sejak 2015, Ini Perkembangan Pembangunan LRT Sumsel

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Aktivitas pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan di zona Jalan Kolonel Haji Burlian Palembang, Sumsel, Senin (29/2).
Foto: Antara/Feny Selly
Aktivitas pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan di zona Jalan Kolonel Haji Burlian Palembang, Sumsel, Senin (29/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih terus menyelesaikan pembangunan light rail transit (LRT) Sumatra Selatan (Sumsel). PPK Pembangunan Prasarana LRT Sumatera Selatan Suranto menuturkan pembangunan moda transportasi baru tersebut sudah bertambah progresnya.

"Akhir Oktober ini, progres fisik pembangunan LRT Sumsel telah mencapai kurang lebih 68 persen," kata Suranto, Kamis (26/10).

Dia mengatakan saat ini proyek tersebut dikebut dengan memberlakukan tiga shift tanpa libur. Suranto menjelaskan hal itu dilakukan agar pembangunan LRT Sumsel dapat diselesaikan tepat waktu pada Juni 2018.

Untuk pembangunan LRT Sumsel, pemerintah menggunakan teknologi slab track pada saat pemasangan jalur rel LRT Sumsel. Penggunaan teknologi tersebut merupakan yang pertama kalinya digunakan untuk pembangunan jalur kereta api di Indonesia.

"Pemilihan metode slab track ini untuk efisiensi perawatan setelah LRT nanti beroperasi," ujar Suranto. Dia mengatakan, empat dari lima zona pembangunan LRT Sumsel sedang dipasangkan rel. Sementara zona dua masih dalam tahap proses.

Selain itu, untuk melintasi Sungai Musi yang membelah Kota Palembang, pemerintah juga membangun jembatan LRT Sungai Musi sepanjang kurang lebih 445 meter. Posisi Jembatan tersebut berdampingan dengan Jembatan Ampera sehingha bisa membuat penumpang menikmati pemandangan Sungai Musi.

Suranto memastikan LRT Sumsel nantinya dapat dioperasikan untuk 14 train set yang masing-masing terdiri dari tiga kereta. "Masing-masing kapasitas kereta adalah 180 sampai 250 penumpang," ungkap Suranto. Dengan terbangunnya prasarana LRT Sumsel tersebut, ia berharap dapat segera dioperasikan. Hal itu terutama untuk mendukung pelaksanaan acara olah raga internasional Asian Games 2018 yang akan dilaksanakan di Palembang.

Pekerjaan pembangunan LRT Sumsel telah dimulai sejak 2015 dan dibiayai dengan APBN meliputi pekerjaan konstruksi dan pekerjaan supervisi. Pekerjaan LRT Sumsel dibagi atas lima zona pekerjaan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan LRT Sumsel.

Dengan panjang jalur kereta api kurang lebih 23 kilometer LRT Sumsel akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan sport city Jakabaring yang akan digunakan sebagai venue untuk perhelatan Asian Games 2018. Begitu juga akan beroperasi hingga Depo LRT yang berada di Ogan Permai Indah dan dilengkapi dengan 13 stasiun, satu depo, dan sembilan gardu listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement