Kamis 26 Oct 2017 02:42 WIB

Menaker Tegaskan Magang Bukan Rekrutmen Buruh Upah Murah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengingatkan program magang tak bisa dijadikan alat industri merekrut buruh upah rendah.

"Pemagangan merupakan bagian dari pelatihan kerja untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (25/10).

Berbicara di forum diskusi Perusahaan Industri Pemagangan tergabung dalam GAN (Global Apprenticeship Network) Indonesia di Kemenaker, Jakarta, beberapa hari lalu, Hanif menuturkan pemagangan harus berbasis jabatan memiliki hasil jelas. 

Hanif berharap peserta magang memenuhi standar kompetensi sesuai jabatannya. Menurutnya, industri harus memiliki rencana dan instruktur pemagangan.

"Kita perlu instruktur membantu peserta magang berlatih. Selain itu, kita juga memerlukan planner membantu proses pemagangan," ujar dia.

Menurut Hanif, industri perlu bergabung dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Dengan begitu, proses pemantauan dan pembinaan industri terkait pemagangan akan lebih mudah.

Hanif mengimbau, industri mengubah pola pikir dari mengandalkan sumber daya alam menjadi memaksimalkan sumber daya manusia. Alasannya, sumber daya alam tak bertahan lama.

"Industri perlu meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, salah satunya lewat jalur pemagangan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Kawasan Industri MM 2100 Darwoto menuturkan, industri mendapat lebih banyak keuntungan bila merekrut tenaga kerja sudah mengikuti program pemagangan.

"Merekrut tenaga kerja yang sudah mengikuti pemagangan jauh lebih produktif," ujar dia.

Menurutnya, tenaga kerja yang memiliki pengalaman magang lebih memahami alur kerja di industri. Kendati demikian, ia tidak menampik banyak indutri masih menolak pemagangan karena praktik upah murah. 

"Mereka belum memahami pemagangan adalah program latihan kerja," jelasnya. n Umi Nur Fadhilah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement