Rabu 25 Oct 2017 13:13 WIB

ASMINDO Siap Gempur Pasar Mebel Dalam Negeri

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) mengukuhkan hasil musyawarah nasional luar biasa yakni kepengurusan ASMINDO periode 2017-2022 di NAM Center, Jakarta, Rabu (25/10).
Foto: Istimewa
Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) mengukuhkan hasil musyawarah nasional luar biasa yakni kepengurusan ASMINDO periode 2017-2022 di NAM Center, Jakarta, Rabu (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) mengukuhkan hasil musyawarah nasional luar biasa yakni kepengurusan ASMINDO periode 2017-2022.

Selain melakukan penetapan kepengurusan, DPP ASMINDO juga menetapkan kebijakan organisasi dengan menyusun dan menetapkan program kerja organisasi. Pengukuhan kepengurusan ASMINDO kali ini teras istimewa karena bertepatan dengan usia organisasi ini yang ke-29 tahun.

Tema yang diusung ASMINDO dalam pengukuhan ini, tambah Mugiyanto, menjadi relevan dan penting karena menjadi kesiapan ASMINDO menghadapi dua tantangan besar bagi industri ini ke depan. Kedua tantangan tersebut diantaranya, pertama, masalah inovasi desain produk yang bisa dipasarkan untuk konsumen internasional.

"Inovasi dan kreasi menjadi kunci agar produk yang dihasilkan berkembang menyesuaikan selera pasar. Kedua, soal kasus perdagangan kayu ilegal yang memengaruhi masa depan industri mebel di Indonesia karena terkait penyediaan bahan baku," kata Ketua Umum ASMINDO 2017-2022, Mugiyanto di NAM Centre, Jakarta, Rabu (26/10).

Kedua tantangan ini menurutnya menjadi ujian tidak mudah bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan kayu ini. Hal ini tidak lepas dari kondisi industri mebel yang cenderung menurun. Ia merujuk pada data tren penurunan nilai ekspor mebel.

Tahun 2017 nilai ekspor mebel nasional hanya 1,3 miliar dollar AS. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 dan 2015, yang masing-masing sebesar 1,6 miliar dollar AS dan 1,93 miliar dollar AS. Adapun nilai ekspor mebel Vietnam tahun 2015 mencapai 6,9 miliar dollar AS dan Malaysia 2,4 miliar dollar AS.

“Tantangan-tantangan inilah yang akan dihadapi ASMINDO. Untuk itu, ASMINDO akan berkonsentrasi menggarap pasar mebel dalam negeri, selain tetap membidik peluang pasar ekspor," lanjutnya.

Selama ini Asmindo fokus ke ekspor, sehingga pasar lokal tanpa disadari justru dimasuki barang impor. Bagaimanapun, pasar mebel dalam negeri tetap besar. Apalagi dengan maraknya pembangunan, baik apartemen, hotel, maupun bangunan perkantoran di sejumlah daerah, pasti membutuhkan banyak produk mebel.

Lantaran itu, ia menegaskan salah satu yang akan dilakukannya sebagai Ketua Umum yang baru adalah menjalin kerja sama dengan asosiasi usaha di bidang konstruksi agar bisa memasok kebutuhan mebel untuk apartemen dan hotel. Hal ini lantaran sepanjang perjalanan organisasi ini selama 29 tahun sejak berdiri, ASMINDO selalu berorientasi pada pasar ekspor.

“Ke depan orientasi menguasai pasar dalam negeri akan menjadi fokus garapan ASMINDO. Di pengurusan baru sudah dibentuk bidang kerja sama pemasaran dalam negeri. Langkah ini dilakukan untuk fokus menggarap pasar ekspor karena pasar dalam negeri diserbu produk impor. Mengembangkan konsep mebel nasional menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan pasar mebel dalam negeri. Asmindo akan berupaya mengembangkan desain mebel yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri sesuai dengan hasil riset,” ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement