Kamis 19 Oct 2017 20:04 WIB

Eurasia Dibidik Jadi Pasar Baru Produk Halal Indonesia

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Gita Amanda
Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menargetkan kawasan Eurasia sebagai pasar potensial baru bagi produk-produk halal asal Indonesia, khususnya untuk busana muslim. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Eurasia merupakan pasar potensial karena sebagian penduduk di kawasan bekas jajahan Uni Soviet tersebut banyak yang beragama Islam.

"Di sana kebutuhannya besar," ujarnya.

Menurut dia, busana Muslim asal Indonesia dikagumi karena desainnya yang trendi. Sebab, selama ini, busana Muslim identik dengan pakaian longgar dengan warna gelap polos.

Mendag juga menyebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas pasar ekspor bagi produk busana Muslim. Sebab, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, produk-produk halal asal Indonesia lebih dipercaya oleh banyak negara di dunia.

Saat ini, Enggar menyebut timnya tengah menyeleksi produsen busana Muslim yang memiliki potensi ekspor. "Yang kita seleksi untuk dikirim adalah mereka yang sudah punya kapasitas produk memadai. Jangan sampai sudah kita dorong, tapi begitu ada permintaan dia tidak bisa kirim."

Mendag sendiri telah melakukan kunjungan kerja ke kawasan Eurasia pada awal Agustus lalu. Dari hasil kunjungan kerja tersebut, ia menyebut bahwa Indonesia akan segera menandatangani perjanjian kerja sama dengan Eurasia pada tahun ini. Ia menargetkan, nilai perdagangan Indonesia dan Eurasia dapat mencapai lima miliar dolar Amerika Serikat pada 2019 mendatang.

Kemendag mencatat, nilai total perdagangan Indonesia dan Eurasia baru mencapai 2,3 miliar dolar AS pada 2016 lalu. Indonesia mendapat surplus sebanyak 245,68 juta dolar AS dari perdagangan tersebut.

Namun begitu, pemerintah sendiri tidak memiliki data khusus yang mencatat nilai ekspor busana Muslim. Sebab, busana Muslim selama ini disatukan dalam kategori tekstil dan produk tekstil. Pemerintah mencatat, kinerja ekspor industri tekstil dan produk tekstil mencapai 7 miliar dolar AS pada semester satu 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement