Kamis 19 Oct 2017 16:24 WIB

Freeport dan BRI Modali UMKM Papua

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Usaha kecil dan menengah (UMKM) di harus siap menghadapi pasar bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015
Foto: Antara/Noveradika
Usaha kecil dan menengah (UMKM) di harus siap menghadapi pasar bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia bersama Bank BRI Kantor Cabang Timika, bersinergi memberikan akses permodalan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Papua. Para pelaku UMKM diberikan kredit dengan bunga ringan. 

Manager Economic Community Development (ECD) Freeport Indonesia, Yohanis Bewahan mengatakan, pengembangan ekonomi masyarakat secara mandiri melalui usaha-usaha UMKM dilakukan untuk memutus ketergantungan masyarakat terhadap hasil operasi Freeport. 

Karena ia tahu, ke depan Freeport tidak akan selamanya ada. Sumber daya alam terbatas sehingga suatu saat akan habis. ''Tetapi kemandirian ekonomi melalui usaha ini tentu tidak akan habis,'' kata Bewahan dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id, Rabu (18/10). 

Menurutnya, kemitraan dengan semua stakeholder menjadi kunci utama dalam berkolaborasi untuk melaksanakan program pembinaan masyarakat. Oleh karena itu, mereka tidak hanya bergantung pada keberadaan perusahaan di masa mendatang. 

''Kerja sama dengan perbankan melalui BRI, instansi pemerintah melalui Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif sangat penting dan harus ditingkatkan,'' ujarnya.

Dia menjelaskan, Freeport baru saja meresmikan toko retail modern bernama Belnail Mart di Papua. Peresmian ini merupakan kelanjutan dari program stimulan kepada usaha mikro berprestasi yang diberikan Freeport sebagai tindak lanjut dari program kemitraan antara Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) dan BRI. 

Freeport memberikan dana pinjaman modal kerja melalui YBUM sebesar Rp 10 juta, serta pinjaman dana kemitraan YBUM dengan BRI sebesar Rp 50 juta. Bunga yang dikenakan hanya 5 persen. 

Kepala Cabang BRI Timika Sukarno menambahkan, program pemberdayaan UMKM ini telah membantu pelaku usaha naik kelas dari sebelumnya pelaku usaha mikro, menjadi usaha kecil. Tingkat rasio kredit bermasalah pun sangat terjaga. Dari sekitar 15 nasabah binaan yang bermitra, kredit bermasalah itu nol. 'Ini membuktikan bahwa pengusaha asli daerah bisa diberikan kepercayaan,'' kata dia. 

Dia menjelaskan, program pemberdayaan UMKM berjalan cukup baik. Freeport memberikan pembinaan, sedangkan BRI memberikan  modal usaha. Bunga yang diberikan khusus kepada nasabah binaan Freeport ini sangat kecil sekali, yaitu cuma 5 persen.  ''Kalau bunga bank 12 persen, BRI sudah memberikan diskon sebesar 7 persen,'' ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement