REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menetapkan target capaian bibit berkualitas terhadap tujuh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbibitan di bawahnya. Target capaian tersebut, bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas.
"Untuk itu UPT Perbibitan saya tantang mampu mengelola tambahan sapi indukan di tahun 2018 agar kinerjanya optimal," ujarnya melalui siaran resmi yang diterima, Ahad (15/10).
Saat ini pihaknya terus mendorong Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) di UPT. Dengan begitu, akan lahir pedet dan produksi sperma beku dapat meningkat.
Ketut menambahkan, pihaknya melalui salah satu UPT di bawahnya, yaitu Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang telah berhasil memproduksi sapi Belgian Blue (BB) dari hasil penerapan teknologi inseminasi buatan atau IB dan dan transfer embrio.
Melihat pedet-pedet hasil penerapan IB dan TE tersebut, diakui Ketut membuat Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong pengembangan BB di Indonesia, yang diharapkan pada 2019 akan dilahirkan BB sebanyak 500 ekor. Jika sapi BB dikembangkan berkelanjutan, maka akan mampu memberikan kontribusi atas upaya pemerintah meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak.
Menurutnya, pengembangan BB bukanlah kegiatan insidentil, tetapi dilakukan berkelanjutan dalam rangka peningkatan potensi produktivitas sapi potong melalui pengembangan composit genetik sapi BB dan Sapi Lokal.
"Sehingga nantinya dapat terbentuk BBI yang tersertifikasi internasional sebagai sumber bibit BB di Asia," ujarnya.