REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fokus pada kemaslahatan umat harus ditonjolkan keuangan syariah. Ini sekaligus menjadi keberpihakan keuangan syariah terhadap kepentingan bersama yang lebih luas.
Ketua Forum Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) Achmad K Permana mengatakan, BPS BPIH menyambut baik BPKH Pembiayaan Ekonomi Rakyat Kemaslahatan Umat (PERKUAT) Syariah. BPKH dan BPS BPIH, kata dia, bisa bersinergi satu sama lain.
Program ini dinilainya akan memberi kenyamanan bagi calon jamaah haji dan calon nasabah perbankan syariah. Beberapa program BPKH sejalan dengan program perbankan syariah baik pendidikan, kesehatan, sosial keagamaan, dan ekonomi.
''Sinergi akan berdampak dahsyat bagi umat dan masyarakat,'' ucap Permana usai peluncuran BPKH PERKUAT di Islamic Tourism Expo 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta, akhir pekan ini.
Dana kemaslahatan yang akan digulirkan dalam PERKUAT tidak bisa ditangani BPKH sendiri. Perbankan syariah, melalui cabang-cabangnya, siap membantu. Sinergi proyek percontohan pembiayaan dengan diskon marjin 10 persen yang dimulai dengan alokasi Rp 10 miliar ini dinilai langkah awal sinergi yang baik.
''Kami antusias. Karena anggota BPS BPIH sudah ada yang punya infrastruktur pembiayaan mikro plus unit pengumpul zakat,'' kata Permana.
Soal BPKH Perkuat Syariah, sebelum BPKH lahirpun Kementerian Agama sudah melakukan terobosan sehingga dana haji tersimpan eksklusif di perbankan syariah. Saat ini ada 17 BPS BPIH yang dalam waktu dekat akan ditinjau ulang. Permana berharap semua bisa lolos lagi di tahun ini.
Sebelumnya, BPKH meluncurkan PERKUAT Syariah di Islamic Tourism Expo 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta, awal pekan ini. Salah satu program kemaslahatan umat BPKH ini bekerja sama dengan perbankan syariah dan lembaga zakat. Bentuk programnya berupa pembiayaan produk untuk sektor mikro dengan bidang usaha prioritas pada usaha terkait kebutuhan haji dan umrah.