Kamis 12 Oct 2017 01:20 WIB

Optimisme Ekonomi Indonesia Menguat

Rep: Binti Sholikah/ Red: Elba Damhuri
Pencapanan Target. Pekerja meneyelesaikan pembangunan proyek Infrastruktur di Jakarta. Jumat (29/9).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pencapanan Target. Pekerja meneyelesaikan pembangunan proyek Infrastruktur di Jakarta. Jumat (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Optimisme terhadap ekonomi Indonesia menguat setelah rilis data penjualan ritel Agustus 2,2 persen karena peningkatan permintaan bahan pangan. Data penjualan yang menggembirakan ini mendukung produk domestik bruto (PDB) dan sesuai dengan optimisme Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan di masa mendatang.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan, prospek keseluruhan terlihat menjanjikan meninjau data domestik Indonesia yang terus menampilkan isyarat stabilitas. "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih tinggi pada Senin, meningkat 0,16 persen dan ditutup pada 5.914,933 karena sentimen terhadap Indonesia semakin membaik," ujarnya melalui siaran pers, Rabu (11/10).

Dari sisi global, harga emas bersinar pada Senin karena ketegangan geopolitik meningkatkan permintaan terhadap asetsafe haven. Perkembangan program nuklir Korea Utara membuat investor mencari aman dan mengantarkan harga emas ke level tertinggi mingguan di atas 1.285 dolar AS pada awal perdagangan.

"Meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Desember membuat emas tetap menghadapi risiko untuk semakin menurun," jelasnya.

Trader teknikal akan sangat memperhatikan reaksi harga di atas level resistance1.280 dolar AS. Sepertinya ada pantulan teknikal danbearstetap sangat memegang kendali di bawah level psikologis 1.300 dolar AS.Nilai yang terus lemah di bawah 1.280 dolar AS dapat memicu penurunan lebih lanjut menuju 1.267 dolar AS. Sebaliknya, penutupan harian di atas level ini dapat mendorong kenaikan lebih lanjut menuju 1.290 dolar AS.

Selain itu, minyak mentah WTI menghadapi tekanan jual luar biasa pada perdagangan Jumat (6/10)) lalu karena masalah oversuplai mengganggu ketertarikan investor terhadap komoditas ini. Optimisme bahwa OPEC akan mampu menyeimbangkan pasar telah mendukung harga di jangka pendek, tapi ini dapat mendorongprodusen minyak serpih AS untuk meningkatkan produksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement