Rabu 11 Oct 2017 02:07 WIB

Menhub Harap Pelabuhan Miliki Daya Saing Internasional

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Budi Raharjo
Mobil patroli melintasi peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mobil patroli melintasi peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap pelabuhan di Indonesia bisa memiliki daya saing yang baik terutama untuk kawasan Internasional. Hal itu ia sampaikan setelah menjadi pembicara dalam Indonesian CEO Talk di Hermitage Hotel, Jakarta, Selasa (10/10).

"Presiden selalu titipkan, bahwasanya kita bukan lagi bersaing antara Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak tapi untuk bersaing skala internasional," kata Budi di Jakarta, Selasa (10/10).

Untuk bersaing secara internasional, Budi meminta pelabuhan di Indonesia harus memiliki keamanan dan kenyamanan yang baik namun tetap murah. Dengan begitu, kata dia, daya saing akan lebih tercipta dan tak lagi hanya persaingan antarpelabuhan di Indonesia saja.

Terlebih, hal itu menurutnya sangat penting seiiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. "Dengan pertumbuhan ekonomi lima persen dan inflasi yang rendah nantinya kalau pelabuhan kita aman, nyaman, dan murah maka bisa diiukuti dengan keinginan investor yang mau membuat Indonesia makin berkembang," ungkap Budi.

Sebab, menurut Budi, pelabuhan menjadi salah satu indikator untuk para investor bisa berinvestasi di Indonesia. Dia mengatakan salah satu pilihan saat investor melakukan investasi yaitu bagaimana keadaan logistik dan pelabuhan yang baik.

Budi menuturkan kondisi lelabuhan di Indonesia menjadi salah satu komponen pendukung konektivitas. "Posisi Indonesia dalam rute pelayaran di dunia memiliki Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur perdagangan utama dunia," ujar Budi.

Belum lagi, sebanyak 60 ribu sampai 80 ribu kapal pertahunya melewati Selat Malaka. Budi menegaskan, Indonesia juga memiliki tiga alur laut kepulauan (ALKI) yang menjadi rute kedua atau alternatif dari pelayaran dunia.

Sementara itu, Budi memperkirakan lada 2020 lalu lintas peti kemas Indonesia akan meningkat lebih meningkat. Untuk itu, Budi menilai pengembangan terminal peti kemas sangat diperlukan di berbagai lokasi pelabuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement