Selasa 10 Oct 2017 19:11 WIB

Mendag 'tak Percaya' Data Milik Mentan Amran

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan pendapatnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan pendapatnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga agar stok beras tidak berkurang. Hal ini demi memenuhi kebutuhan dan stabilitas harga pangan strategis bagi masyarakat.

Diakui Enggar, Menteri Amran mengaku produksi beras surplus."Saya nggak percaya juga datanya Amran, makanya saya kirim Dirjen saya," katanya, Selasa (10/10). Namun berdasarkan laporan para Dirjen tersebut, data surplus yang dilaporkan Mentan Amran adalah benar.

Sayangnya, surplus produksi tersebut tidak serta merta meningkatkan produksi beras medium. Adanya penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium Rp 12.500 per kg tidak menutup kemungkinan membuat adanya gabah medium yang diolah menjadi beras premium.

"Ada beberapa di daerah," ujar dia.

Ia menjelaskan, ada satu hingga dua pengusaha ya g mencoba mengambil keuntungan semaksimal mungkin di tengah pengusaha lain yang justru mengurangi keuntungan. Selain mengolah beras medium menjadi beras premium, adapula yang menahan beras di gudan sehingga stok berkurang.

"Jangan pernah pikir bisa dagang lagi karena izin saya cabut saya coret izinnya, kalau itu maka dia perdagangan ilegal, sesudah itu kami laporkan ke Bareskirim untuk ditangkap," tegas dia.

Lagipula, sudah ada kesepakatan antar pedagang Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) untuk berkomitmen menjalankan kebijakan pemerintah. Yakni menjual beras sesuai HET yang ditetapkan.

Guna mengatasi stok beras medium yang berkurang, Kemendag menggelar operasi pasar dengan harapan beras medium yang disimpan ataupun direncanakan untuk dijadikan beras premium dapat segera keluar ke masyarakat. Ia tidak bisa menyebut berapa banyak beras medium yang diolah menjadi beras premium.

"Tidak bisa dihitung," kata dia.

Saat ini stok beras di Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak1,5 juta ton yang diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun. Meski, belanja beras terus dilakukan guna menjaga stok kebutuhan.

Menjaga stabilitas harga pangan perlu dilakukan agar Ibu Rumah Tangga dapat mengukur berapa biaya pengelurannya. Stabilisasi harga pangan ini juga merupakan perintah presiden yang perlu dipatuhi seluruh pihak. Untuk itu, pengawasan terhadap stok dan harga pangan strategis perlu dilakukan dengan baik oleh tim Satuan Petugas (Satgas).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement