Selasa 10 Oct 2017 16:29 WIB

Program Replanting Kini Dikawinkan dengan KUR

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Hamparan perkebunan kelapa sawit membentuk pola terlihat dari udara di Provinsi Riau, Selasa (21/2).
Foto: Antara/FB Anggoro
Hamparan perkebunan kelapa sawit membentuk pola terlihat dari udara di Provinsi Riau, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mulai mengakselerasikan program peremajaan atau replanting perkebunan kelapa sawit. Tanaman kepala sawit yang selama ini dianggap sudah terlalu tua sehingga harus diremajakan guna meningkatkan nilai produksi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pengelolaan anggaran peremajaan berada di bawah naungan badan pengelola dana perkebunan (BPBD) kelapa sawit. Program ini kemudian akan dikoordinasikan dengan program kredit usaha rakyat (KUR) yang diberikan kepada para petani yang mengelola kelapa sawit.

"KUR ini untuk biaya hidup (petani), bukan lagi untuk mengembangkan perkebunan," kata Darmin usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (10/10).

Darmin menjelaskan, peremajaan perkebunan kelapa sawti dibutuhkan waktu paling cepat tiga tahun. Untuk menutupi kebutuhan petani yang lahan sawitnya diremajakan maka mereka bisa memanfaatkan KUR untuk membuka usaha. Selain itu mereka juga bisa melakukan pertanian tumpang sari dengan kedelai atau jagung menggunakan modal yang didapat dari KUR. Sistem bertani ini akan dibantu oleh Kementerian Pertanian untuk mempersiapkan bibit unggul.

Petani yang bisa mendapatkan akses ini maksimal memiliki empat hektare lahan perkebunan sawit. Jika lebih dari jumlah tersebut maka lahan ini bisa masuk dalam lahan perkebunan milik perusahaan, bukan rakyat. Untuk lahan yang berada di sekitar hutan asalkan bukan di kawasan hutan lindung pemerintah akan mencari solusi agar petani tetap mendapatkan bantuan.

Peluncuran program tersebut rencananya akan dilakukan pekan ini di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung bakal meluncurkan program dengan cakupan lahan perkebunan sawit mencapai 4.500 hektare.

Setelah itu pemerintah kembali akan meluncurkan program serupa di Sumatra Utara. Daerah ini dipilih karena pohon kelapa sawit di sekitar perkebunan di Sumatra Utara merupakan yang paling tua. Barulah peremajaan ini akan menyasar daerah lain seperti Jambi, Sumatra Selatan, dan daerah-daerah di Kalimantan.

Selain melakukan peremajaan untuk tanaman sawit, pemerintah juga sedang melakukan kajian untuk peremajaan perkebunan lain seperti kopi, teh, kelapa, karet, dan coklat. Peremajaan perkebunan ini penting karena tanaman yang ada sudah cukup tua dan mengahasilkan produktivitas yang kurang bagus.

"Kita harus melakukan sesuatu kalo enggak nanti enggak jalan-jalan replantingnya," ujar Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement