REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan BUMN, Wijaya Karya (Wika) berencana menerbitkan obligasi sekitar Rp 5 triliun. Obligasi korporasi yang diterbitkan pada November 2017 lewat program Komodo Bond ini akan berdenominasi rupiah.
Direktur Utama Wijaya Karya (Wika) Bintang Perbowo mengatakan pembahasan untuk penerbitan Komodo Bond sudah dilakukan termasuk penentuan persyaratan. "Semua pembahasan sudah dilakukan begitu juga nilainya yaitu 400 juta dolar AS atau ya sekitar Rp 5 triliun," kata Bintang di Plaza Mandiri, Kamis malam (5/10).
Bintang mengungkapkan besaran kupon belum dipastikan. Saat ini, kata dia, belum ada negosiasi yang dilakukan karena belum mengetahui siapa yang akan membeli Komodo Bond tersebut.
Meskipun begitu, Bintang memastikan sudah ada rencana mengenai dana yang akan didapatkan dari Komodo Bond tersebut. "Itu banyak ya kalau ditanya untuk apa. Ada untuk investasi dan macam-macam, sudah ada prospeknya. Tapi untuk tenornya paling tidak lima tahun, sekitar itu," kata Bintang.
Hanya saja, Bintang berharap besaran kupon yang akan ditetapkan untuk Komdo Bond bisa lebih rendah dibandingkan obligasi negara. Sehingga, dana yang didapatkan dari Komodo Bond bisa dipakai untuk pembangunan di Indonesia. Sementara dana yang didapatkan di Indonesia bisa dipakai untuk selain infrastruktur.
Risiko penerbitan Komodo Bond juga dinilai Bintang akan lebih rendah. "Kalau dengan dolar AS pasti lebih tinggi lah karena uangnya dolar dirupiahin. Jadi supaya kita tidak perlu mengambil risiko terhadap naik turunnya kurs terhadap rupiah," ungkap Bintang.
Kementerian BUMN sudah menyiapkan dua perusahaan negara yaitu Wika dan Jasa Marga untuk menerbitkan Komodo Bond pada November tahun ini. Selain kedua BUMN tersebut, PLN menjadi perusahaan negara lainnya yang disiapkan menerbitkan Komodo Bond pada tahun depan. Rahayu Subekti