Kamis 05 Oct 2017 20:10 WIB

Ancol Kelola Sampah Secara Mandiri

Hanggar pengolahan sampah mandiri “Ancol Zero Waste”
Foto: Dok Ancol
Hanggar pengolahan sampah mandiri “Ancol Zero Waste”

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan sampah merupakan salah satu dampak dari kehidupan. Tidak hanya di kawasan permukiman dan perkantoran, sampah juga menjadi sorotan di kawasan wisata. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai pengelola kawasan wisata terpadu Taman Impian Jaya Ancol memiliki inisiatif untuk mengolah sampah yang berada di kawasan rekreasi secara mandiri.

Dalam implementasinya, pengolahan sampah kawasan sudah dimulai sejak tahun 2012 dan diresmikan oleh oleh Gubernur Fauzi Bowo. Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Rika Lestari mengatakan tempat pengolahan sampah mandiri “Ancol Zero Waste” ini memiliki luas 360 meter persegi dan terletak di bagian timur kawasan rekreasi Ancol.

Proses pengolahan sampah ini terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik (daun, ranting dan dahan) dan sampah anorganik (plastik). Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang selanjutnya akan digunakan untuk pemupukan dan perawatan taman di area rekreasi dan properti Ancol. Sampah yang dihasilkan dari unit Atlantis Water Adventure, Dunia Fantasi, Allianz Ecopark, Seaworld Ancol, Putri Duyung Ancol dan Ocean Dream Samudra ini rata-rata berjumlah 122 meter persegi per bulan dan 80 persen menjadi pupuk kompos dan sisanya adalah sampah an-organik.

Proses pemilahan dan pengolahan sampah “Ancol Zero Waste” (dok.Ancol)

Sementara volume sampah yang dihasilkan dari kawasan taman dan pantai berjumlah 45.713 meter kubik atau rata-rata 3.809 meter kubik perbulan, belum dapat diolah secara mandiri karena kapasitas tempat yang belum memadai. Untuk membuat kawasan pantai menjadi bersih dan nyaman, Rika mengatakan, manajemen mengalokasikan biaya sekitar Rp 40 milar per tahun.

Volume sampah yang diolah nantinya akan meningkat sebab manajemen berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah tidak hanya di kawasan rekreasi tetapi juga properti. Untuk kawasan properti manajemen mengalokasikan biaya sekitar Rp 6,7 milar setahun dengan volume sampah rata-rata 2.100 meter kubik perbulan. "Harapannya Ancol dapat menjadi kawasan wisata terpadu yang terawat, bersih serta peduli terhadap kualitas lingkungan yang lebih baik," ujarnya melalui siaran pers.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement