REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh sudah memiliki rencana setelah resmi bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Hal itu dilakukan setelah Pertamina resmi bersinergi dengan sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (29/9).
Budiman mengatakan saat ini sudah bisa bekerja sama untuk mendukung Pertamina memenuhi kebutuhan armada perkapalan. "Pertamina sudah memberikan kepercayaan kepada National Shipbuilding & Heavy Industry (NSHI) antara lain untuk pembangunanan kapal tanker hinga ukuran 30 ribu DWT," kata Budiman di Kementerian BUMN, Jumat (29/9).
Tak hanya itu, dengan kerja sama tersebut PAL juga akan melakukan perbaikan kapal dan kilang. Pertamina, kata dia, juga melaksanakan overhaul Single Point Mooring (SPM) sebanyak 16 kali sejak 2009 dengan menunjuk langsung kepada PAL.
Untuk itu, Budiman menuturkan dengan adanya pelaksanaan proyek-proyek pembangunan dan pemeliharaan kapal dan nonkapal bisa semakin mendapatkan hal yang positif. "Ini otomatis isa meningkatkan kontribusi aktif NSHI dalam banyak aspek," tutur Budiman.
Aspek-aspek tersebut menurutnya seperti kemandirian nasional di sektor maritim dan perhubungan. Selanjutnya juga kemandirian energi dan kedaulatan pangan sehingga bisa memajukan industri perkapalan Indonesia.
Selain itu, Budiman mengatakan PMN yang diberikan pemerintah kepada NSHI juga sudah mmeberikan dampak peningkatan kapasitas produksi dan kemampuan sumber daya manusianya. "Sudah terlihat sekarang dengan modal yang dimiliki kami lebih percaya diri mendukung Pertamina memenuhi armada perkapalannya," ungkap Budiman.
Kluster industri berat dan perkapalan yang bekerja sama dengan Pertamina selain PAL yaitu PT Dok Kodja Bahari (Persero). Selain itu juga PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Booma Bisma Indra (Persero).