REPUBLIKA.CO.ID, CIPENDEUY -- Anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB) mendorong penyediaan infrastruktur listrik di seluruh Indonesia yang ditargetkan pemerintah pusat mencapai 35 ribu megawatt. PT PJB diberikan tugas untuk membangun infrastruktur listrik oleh PLN mencapai 6200 megawatt yang berlokasi di wilayah seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pengelola Waduk Cirata, Pembangkitan Jawa Bali (PJB), Agustian mengatakan pembangunan pembangkit listrik untuk 6.200 megawatt akan dimulai pada 2018 mendatang. Estimasi waktu pembangunan akan berlangsung selama kurang lebih 4 hingga 5 tahun. Setelah itu maka pembangkit akan bisa beroperasi.
"(Kami) lebih banyak (membangun pembangkit listrik) di wilayah Sumatra dan Indonesia Timur," ujarnya kepada wartawan saat bertemu di kantor PT PJB, Jumat (29/9).
PJB juga akan melakukan kerjasama dengan perusahaan swasta independen yang bergerak dibidang pembangkit listrik. Saat ini PJB sendiri memiliki kapasitas daya mencapai 8000 megawatt dan diharapkan pada 2019 bisa tercapai target meningkat dua kali lipat menjadi 16 ribu megawatt yang melayani seluruh Indonesia.
Sementar aitu, Manager Pemeliharaan Unit Pembangkit Cirata, Hartono mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan pemeliharaan pembangkit listrik unit tiga dan tujuh yang berlangsung dari Oktober hingga November mendatang. Salah satu yang terus dijaga adalah menjaga keamanan sistem pembangkitan Jawa-Bali yang beroperasi pada pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.
"Jika ada pembangkit besar mengalami gangguan, kami siap beroperasi. Sejauh ini Alhamdulillah berjalan lancar. Kendala dilapangan, ketika kami tidak memenaj air maka airtersebut akan sia-sia menjadi tidak efisien, terbuang," ujar dia.
Untuk pemeliharaan, PJB setiap bulan selalu mengadakan rapat untuk mengetahuikondisi masalah air masuk, ketinggian air dan produksi listrik yang dibangkitkan. Selain itu manajemen energi dilakukan pada tiga waduk Saguling, waduk Cirata dan waduk Jatiluhur.