Senin 25 Sep 2017 23:13 WIB

Infrastruktur Jadi Kendala Pengembangan Industri Gas

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
PGN terus meningkatkan infrastruktur untuk menyalurkan gas bumi.
Foto: pgn
PGN terus meningkatkan infrastruktur untuk menyalurkan gas bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterbatasan infrastruktur masih menjadi isu utama yang dihadapi industri gas di Tanah Air. Head of Marketing Perusahaan Gas Negara (PGN) Adi Munandir mengatakan, karena infrastruktur yang belum terbangun tersebut, gas yang diproduksi di suatu daerah tidak bisa dibawa ke daerah lain yang membutuhkan.

Indonesia sendiri baru memiliki infrastruktur berupa terminal Liquified Natural Gas (LNG) di tahun 2000-an. Terminal ini berfungsi sebagai penerima LNG yang dibawa oleh tanker dari sumur produksi. Adi memandang, infrastruktur tersebut telat dibangun mengingat pemerintah sebenarnya sudah memahami bahwa pasokan gas makin lama makin menuju ke timur Indonesia. Sementara,demand masih ada di barat. "Seharusnya dari dulu direncanakan adanya terminal LNG," kata Adi.

PGN sendiri saat ini tengahmengejar pembangunan jaringan distribusi gas sepanjang 57 kilometer di Dumai, Provinsi Riau. Jaringan distribusi gas tersebut ditargetkan dapat rampung pada 2018.

Adi menuturkan, pembangunan jaringan distribusi gas Dumai ini merupakan bagian dari rencana induk pemerintah terkait pembangunan infrastruktur gas bumi nasional di seluruh Indonesia sampai 2030 mendatang yang total investasinya diperkirakan mencapai 24 miliar dolar AS. Termasuk dalam rencana tersebut yakni pembangunan pipa-pipa distribusi gas di jalur industri dan terminal penerimaan LNG.

Selain di Dumai, Adi menuturkan,PGNjuga tengah membangun infrastruktur gas lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perusahaan plat merah tersebut menargetkan dapat membangun jaringan distribusi gas yang terkoneksi dari Jawa ke Sumatra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement