Senin 25 Sep 2017 16:46 WIB

Membeludak, Pelajar Sukabumi Nonton G 30 S/PKI

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Ratna Puspita
  Warga antusias menonton pemutaran film G30S/PKI di Taman Graha Mall Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (23/9).
Foto: Putra M. Akbar
Warga antusias menonton pemutaran film G30S/PKI di Taman Graha Mall Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sekitar seribuan pelajar di Kota Sukabumi menonton bersama film pengkhianatan G-30S/PKI di Gedung Juang 45 Sukabumi, Senin (25/9). Mereka menonton film secara utuh sekitar empat jam hingga tuntas.

Nobar film G-30S/PKI ini dimulai sekitar pukul 11.00 WIB hingga selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Para pelajar yang menonton film ini mulai dari tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi yang ada di Kota Sukabumi. Mereka memenuhi ruangan gedung mulai dari lantai satu hingga dua.

Namun, lamanya waktu menonton film ini menyebabkan sebagian pelajar keluar masuk ruangan untuk membeli makanan atau menjalankan ibadah shalat duhur. Selepas itu para pelajar ini kembali meneruskan menonton film dengan didampingi para guru.

“Filmnya bagus untuk pembelajaran sejarah bangsa,” ujar salah seorang pelajar SMA 1 Sukabumi, Insan Azis (15 tahun), yang baru pertama kali menonton film tersebut. Sebab, dia mengatakan, selama ini sebagian pelajar memang belum pernah menonton film pengkhianatan G-30S/PKI.

Menurut Insan, materi dalam film ini cukup menggambarkan adanya sejarah pemberontakan yang dilakukan PKI. Sehingga kata dia generasi muda bisa mendapatkan pengetahuan sejarah yang baik.

Pelajar lainnya dari SMK Pelita M Ghofur Hidayat (17 tahun) mengatakan, masih banyak pelajar yang belum mengetahui sejarah pengkhianatan G-30S/PKI. “Kalau saya sebelumnya sudah melihat filmnya melalui youtube, namun banyak yang belum pernah,” kata dia. 

Panita nobar bersama Ivang Hikmat Iskandar mengatakan, acara nobar bersama ini dikoordinasikan dengan Kodim 0607/Kota Sukabumi. “Tujuannya, memberikan sejarah gambaran pengkhianatan PKI,” terang dia, yang berasal dari ormas WN 88. Jangan sampai lanjut dia peristiwa kelam tersebut terulang di kemudian hari.

Ivang menambahkan, awalnya pelajar yang diharapkan datang sekitar 600 orang. Namun, pada faktanya di lapangan yang hadir membludak hingga seriban lebih pelajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement