REPUBLIKA.CO.ID, LIRAN -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang berusaha menyempurnakan jaringan listrik bagi warga di Pulau Liran. PLN mendata masih ada 25 keluarga dari total 236 kepala keluarga di pulau tersebut yang belum menikmati pasokan listrik.
“Kami sudah sepakat akan menerangi seluruh rumah warga pada bulan November mendatang,” ungkap General Manager PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara (PLN M2U), Djoko Dwijatno di Desa Ustutun, Kecamatan Wetar Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Kamis (21/9).
Ustutun satu-satunya desa yang berada di Pulau Liran. Tidak mudah untuk menjangkau Desa Ustutun. Akses termudah untuk menjangkau desa tersebut justru dari negara tetangga, Timur Leste.
Tim PLN pun harus bekerja ekstra keras untuk mengalirkan listrik ke Pulau Liran. Menurut Djoko, pihaknya sudah mulai membangun jaringan listrik pada 2015. Pertengahan 2016, pembangunan jaringan listrik selesai. Begitu selesai, pihaknya mengetes seluruh rangkaian jaringan. Pada November seluruh uji coba selesai dan bisa beroperasi. “Tapi, waktu itu hanya ada dua pelanggan,” jelas Djoko kepada Republika.
Setiap hari PLN harus beroperasi, tetapi hanya menyalurkan listrik ke dua rumah. Sisanya dipakai untuk sentral Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Sampai Februari, bahkan Maret 2017 pun belum ada kemajuan berarti. Hanya bertambah lima pelanggan sehingga secara keseluruhan yang mendapatkan pasokan listrik hanya tujuh keluarga sampai awal Agustus 2017.
Akhirnya, menurut Djoko, PLN memberikan bantuan melalui program corporate social responsibility (CSR). PLN menanggung biaya penyambungan dan instalasi sebesar Rp 2,5 juta per rumah. Tak hanya itu, PLN juga memberikan biaya token listrik prabayar kepada 204 keluarga. “Jadi, kalau tak diberi CSR, tak ada yang mau pasang listrik. Karena biaya awal pemasangan juga sangat berat bagi warga di sini,” ujar Djoko.
Djoko mengungkapkan, timnya juga menghadapi kendala berat untuk memasok listrik bagi 25 keluarga lainnya. Di antaranya, mereka berada di bukit yang tinggi. “Kita harus naik ke atas membawa tiang. Satu tiang paling tidak harus dibawa oleh tujuh orang,” katanya.
Selain itu, tutur Djoko, kondisi tanah juga kurang mendukung. Tanahnya sangat keras sehingga sulit digali. Terkadang tim PLN hanya bisa membuat satu galian dalam sehari dan maksimal tiga lubang. “Padahal, kalau di Jawa, kita bisa membuat 20 lubang dalam sehari,” katanya.
Direktur Human Capital Management PT PLN, Muhamad Ali menjelaskan, perusahaan BUMN ini telah mengeluarkan dana hingga Rp 12 miliar untuk membangun infrastruktur kelistrikan di Pulau Liran. Kalau dihitung untuk mencari profit, jelas tak akan sampai. “Inilah pentingnya peran kita, PLN, tak hanya mencari profit, tetapi juga memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, termasuk di Pulau Liran, salah satu pulau terluar di Indonesia,” ungkapnya di lokasi yang sama.
Pihaknya, menurut Ali, sedang menyelesaikan pembangunan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 4,0 kilometer. "Kami sedang kebut pembangunan jaringan tersebut untuk menghubungkan aliran listrik dari PLTD Liran menuju Dusun Uspisera,” jelas Ali.