REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Financial Technology (Fintech) Amartha mengaku kini tengah menjajaki kerja sama dengan Bank Mandiri. Menurut mereka Bank Mandiri memerlukan fintech untuk dapat menyasar segmen masyarakat di pedesaan.
"Kalau pedesaan kan susah untuk pinjam di bank, padahal mereka karakter peminjam yang bertanggung jawab. Mungkin itu yang beririsan dengan Bank Mandiri," ujar Founder & CEO Amartha Andi Taufan di Jakarta, pada pekan ini.
Menurutnya, masyarakat di pedesaan sebenarnya bukan fokus bisnis Bank Mandiri. Hal itu karena pinjaman paling mikro di bank berpelat merah tersebut di atas Rp 50 juta. Sedangkan Amartha bisa memberikan pembiayaan hingga di bawah Rp 10 juta. "Hal itu jadi sasaran kita," katanya.
Meski begitu, Andi menyatakan, tetap terbuka untuk menjalin kemitraan dengan bank lainnya. "Soalnya kita nggak ada kontrak eksklusif jadi terbuka kerjasama dengan siapa saja," ujar Andi.
Dirinya tidak memungkiri, fintech juga memerlukan layanan bank. Sebab, segmen peminjam Amartha sebagian besar tidak punya akun bank sebab kantor cabang bank jauh dari lokasi peminjam.
"Jadi pendekatannya semua proses kita efisienkan dengan pakai pendekatan komunitas. Peminjam-peminjam ini bikin kelompok kayak komunitas isinya 10 sampai 20 orang," kata Andi. Dengan begitu pembuatan akun bank pun bisa dibantu lewat komunitas.
Melalui komunitas pula, kata dia, peminjam berkualitas akan terfilter secara otomatis. "Kalau ada kredit macet (Non Performing Loan/NPL) itu sudah bagian dari tugas komunitas juga," ujar Andi.
Advertisement