Rabu 20 Sep 2017 08:21 WIB

Pekerja Animasi Mulai Sertifikasi Tahun Depan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Film animasi Disney Moana
Foto: dok Disney
Film animasi Disney Moana

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Seluruh animator di Indonesia pada 2018 mendatang harus memiliki sertifikasi yang berasal dari lembaga sertifikasi profesi animasi film. Saat ini proses penyusunan okupasi atau penggolongan profesi animasi tengah dilakukan oleh tim di Pusat Pengembangan Perfilman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Ada kepentingan jaminan kualitas dan kompetensi sehingga animatornya harus disertifikasi. Saat ini (Kemendikbud) tengah menyusun okupasi. Ada 14 golongan tenaga perfilman, salah satunya animasi. Animasi juga ada 45 kompetensi," ujar Kepala Pusat Pengembangan Perfilman, Maman Wijaya, Rabu (20/9) di Cimahi.

Menurutnya, pihaknya menargetkan pada 2018 sertifikasi pegiat animasi sudah berjalan. Sementara penyusunan okupasi profesi animasi ditargetkan selesai pada November mendatang. Menurutnya, dengan sertifikasi terdapat jaminan seseorang yang bergelut di bidang animasi kompeten.

"Akan ada tes sertifikasi oleh lembaga sertifikasi profesi. Lembaga yang menerbitkan sertifikasi biasanya dari asosiasi," ujarnya.

Ia menuturkan, saat ini juga pihaknya tengah melakukan pelatihan animasi kepada 33 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia tentang Workshop Animasi 2D Tingkat Dasar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dan diharapkan bisa memproduksi film atau bekerja di perusahaan animasi.

Dia menilai saat ini perkembangan animasi di Indonesia berjalan sangat memuaskan. Terbukti, banyak pegiat animasi asal Indonesia yang berprestasi di tingkat internasional. Meski jumlahnya relatif belum banyak dan merata.

Namun, katanya pengembangan animasi di daerah masih terkendala dengan infrastruktur. Meski begitu jumlahnya relatif kecil. Sebab pegiat animasi di daerah yang memiliki komunitas bisa tumbuh tanpa dukungan pemerintah.

Sementara itu, pegiat animasi, Bambang Gunawan Santoso mengatakan kemampuan animator di Indonesia sudah setara dengan di luar negeri. Namun, yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah managemen yang belum profesional. Di mana, biasanya satu animator ingin bekerja sendirian.

"Maunya satu animator, one man show. Itu yang belum biasa dilakukan, berbagi pekerjaan dengan yang lain," katanya. Ia menilai Cimahi saat ini menjadi salah satu kota potensial yang bisa memajukan industri animasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement