Selasa 19 Sep 2017 18:50 WIB

Transaksi Nasabah Bank Mandiri Didominasi Lewat Elektronik

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Petugas melayani penyetoran uang oleh nasabah di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas melayani penyetoran uang oleh nasabah di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Mandiri terus mengembangkan teknologi informasi untuk penguatan digital banking. Pengembangan ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya operasional.

Senior Vice President Transaction Ritel Banking Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, langkah Bank Mandiri dalam mengembangkan jaringan perbankan elektronik ini sejalan dengan keinginan perseroan untuk terus mendukung pencapaian program Gerakan Nasional Nontunai (GNNT). "Saat ini hampir 95 persen transaksi nasabah menggunakan jaringan elektronik, sedangkan sisanya dilakukan di kantor cabang," kata Thomas di Banking Expo (Ibex) 2017 di Jakarta Convention Center, Selasa (19/9).

Saat ini, kata dia, Bank Mandiri menjadi salah satu bank dengan jaringan elektronik (e-channel) paling banyak digunakan di Tanah Air. Berdasarkan data pada Januari  sampai Agustus 2017, rata-rata jumlah transaksi harian e-channel Bank Mandiri mencapai enam juta dengan nilai transaksi finansial sekitar Rp 6,3 triliun per hari.

Dari seluruh e-channel, kata Thomas, transaksi paling besar dibukukan di jaringan Mandiri ATM. Dengan rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 3,6 juta, rata-rata nilai transaksi finansial hariannya pun mencapai Rp 3 triliun.

Thomas mengatakan, jaringan Electronic Data Capture (EDC) juga menjadi favorit nasabah, dengan rata-rata frekuensi transaksi harian sebanyak 418 ribu transaksi. Kemudian rata-rata transaksi finansialnya sebesar Rp 283 miliar per hari.

Tidak hanya ATM dan EDC, jaringan elektronik perseroan juga dilengkapi oleh fitur SMS Banking, layanan Mandiri Online, Call Center 14000, serta produk alat pembayaran elektronik. Produk itu terdiri dari Mandiri kartu kredit, kartu debit, kartu prabayar E-money, dan uang elektronik berbasis server Mandiri e-cash.

Tingginya pemanfaatan jaringan elektronik tersebut, kata Thomas, berdampak pada efisiensi dan penurunan biaya operasional. Hal itu terlihat pada penurunan rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) menjadi 43,8 persen pada Juni 2017 dari 46 persen pada Juni 2016 dan diharapkan terus menurun menjadi di bawah 43 persen pada akhir 2017. "Dalam mengembangkan jaringan elektronik perseroan, kami akan terus mengedepankan prinsip kenyamanan dan kemudahan nasabah dalam bertransaksi dengan tetap menjaga keamanan transaksi yang dilakukan," ujar Thomas. Dalam lima tahun terakhir, realisasi belanja modal perseroan untuk pengembangan sistem Informasi Teknologi (IT) mencapai sekitar Rp 1 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement