Sabtu 16 Sep 2017 02:50 WIB

Sektor Nonmigas Picu Surplusnya Neraca Perdagangan Indonesia

Rep: RAHAYU SUBEKTI/ Red: Winda Destiana Putri
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada bulan Januari di Gedung BPS Jakarta, Rabu (1/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan terkait inflasi pada bulan Januari di Gedung BPS Jakarta, Rabu (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2017 mengalami surplus 1,72 miliar dolar AS. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan Indonesia dipicu oleh sektor nonmigas.

Dia menjelaskan ekspor impor Indonesia di sektor nonmigas memang lebih besar dibandingkan migas. "Total ekspor impor nonmigas Indonesia pada Agustus 2017 ini mencapai 2,41 miliar dolar AS. Sementara sektor migas kita justru defisit 0,68 miliar dolar AS," kata Suhariyanto di kantor BPS, Jumat (15/9).

Sementara jika dilihat pada Januari hingga Agustus 2017, neraca perdagangan Indonesia juga masih terlihat surplus 9,11 miliar dolar AS. Berdasarkan data dari BPS, nonmigas masih mennjadi pemicu surplus karena mencapai 14,44 miliar dolar AS.

Dari sisi volume perdagangan, lanjut Suhariyanto, Indonesia juga mengalami surplus 33,50 juta ton pada Agustus 2017. "Hal itu juga didorong karena surplusnya neraca sektor nonmigas 34,21 juta ton dan sektor migasnya defisit 0,72 juta ton," jelas Suhariyanto.

Suhariyanto menambahkan, India menjadi penyumbang pertama, Amerika Serikat (AS) kedua, dan Belanda ketiga dari surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Januari hingga Agustus 2017. India menyumbang 6,676 juta dolar AS, Amerika Serikat 6,321juta dolar AS, dan Belanda 2,107 juta dolar AS.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement