REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyatakan, sejak Juni sampai sekarang ada sekitar 725 ribu ton gula produksi petani yang belum terjual. Hal itu menyebabkan petani tidak memiliki penghasilan sama sekali.
Menanggapi hal itu, Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Tri Wahyudi Saleh mengaku tidak tahu stok produksi gula yang dimiliki petani tersebut. "Saya tidak tahu gula petani yang dimaksud," katanya kepada Republika, Ahad, (10/9).
Meski begitu, Tri menyatakan, Bulog siap membeli gula petani. "Yang terpenting, apabila Bulog ditugaskan membeli gula petani, kami siap," tegasnya.
Ia mengungkapkan, sebenarnya pemerintah sudah meminta Bulog untuk membeli produksi gula petani. Hanya saja, secara administrasi masih ada yang harus dilengkapi oleh regulator sesuai ketentuan berlaku.
"Jadi insya Allah kalau semuanya sudah clear, pasti segera action," kata Tri. Sebelumnya, Bulog juga telah menjamin akan membeli gula dari para petani.
Hal itu diakui oleh Litbang APTRI Ari Wachid. Menurutnya, Bulog memang telah mengatakan bakal membeli gula petani. "Tapi sampai sekarang belum bisa karena menunggu aturan dari Menteri BUMN. Padahal sudah keluar surat dari Menteri Keuangan," katanya.
Saat ditanyai mengenai surat yang dimaksud petani. Tri pun enggan menjawab.