Sabtu 09 Sep 2017 19:38 WIB

KTT OKI, Wapres Dorong Pembahasan Implementatif Lebih Terarah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pertemuan tingkat tinggi yang akan dihelat oleh negara negara Islam, Ahad (10/9) besok, akan lebih fokus dan implementatif. Ia berharap jika selama ini Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) lebih kepada ruang ruang diskusi maka tahun ini para negara Islam bisa merumuskan langkah langkah implementatif.

"Kita di OKI terlalu banyak konvensi, diskusi, seminar yang kami inginkan implementasi satu per satu," ujar Kalla di Kazakhstan, Sabtu (9/9).

Pada pertemuan Ahad nanti KTT OKI akan mengangkat tema sains dan teknologi. Kalla mengatakan banyak negara negara islam yang saat ini sudah maju dan berkembang teknologinya. Namun, ia juga tak menampik masih banyak negara islam yang memang masih tertinggal dalam sisi teknologi.

Kalla menilai, Islam sebagai agama yang bersejarah sempat merajai teknologi pada masanya. Saat ini, Kalla menilai negara negara islam perlu bersatu sehingga bisa mengembangkan teknologi secara bersama sehingga negara Islam bisa lebih maju.

"Jadi, pekerjaan rumahnya saat ini bagaimana kita bisa mengimplemntasikan ini semua," ujar Kalla.

Kalla bertandang ke Kazakhstan pada Jumat (8/9) hingga Senin (10/9) dalam rangka menghadiri KTT OKI. Selain untuk menghadiri konvensi tingkat tinggi negara negara islam tersebut, Kalla berencana melakukan pendekatan dengan negara negara Islam lainnya.

Pendekatan ini untuk bisa mendapat dukungan agar Indonesia bisa menjadi anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Selain itu, pertemuan ini juga dilakukan untuk bisa meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan negara lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement