Sabtu 09 Sep 2017 18:46 WIB

Harga Gas Melon Capai Rp 30 Ribu di Singkil

Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja membawa tabung gas elpiji tiga kilogram (gas melon)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGKIL -- Harga gas elpiji bersubsi 3 kilogram di Kabupaten Singkil masih bertahan Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per tabung. Harga itu  melebihi harga eceran tertinggi Rp 19.500. Harga itu tetap saja tinggi padahal pihak Pemda setempat sudah melakukan inspeksi mendadak mengawasi sejumlah agen.

Informasi yang dihimpun di Singkil, Sabtu (9/9) pasca sidak pengawasan Disperindag di Kecamatan Gunung Meriah, harga elpiji 3 kg masih seperti biasa dengan harga Rp 25 ribu hingga Rp30 ribu. Tidak ada penurunan, begitu juga di Kecamatan Singkil.

"Harga gas masih tetap sama, berkisar Rp 23 ribu sampai dengan Rp 25 ribu di pangkalan, sementara di pedagang pengecer dibandrol dengan harga Rp 28 ribu sampai dengan Rp 30 ribu. Kami sering tidak kebagian jatah untuk kebutuhan rumah tangga," kata Halimatun Sakdiah, warga Rimo.

Ketua LSM Forum Andalan Pengawasan Pembangunan dan Auditor Republik Indonesia (Fappar-RI) Hitler Tumangger menyatakan gerah atas ulah pangkalan dan pengecer yang menjual elpiji 3 kg jauh melebihi HET. Menurut Hitler, solusi penanganan harga gas di Aceh Singkil tidak cukup dengan sidak saja.

Nyatanya Sidak yang dijalankan tak digubris. Namun harus dibuat regulasi dan aturan yang jelas untuk dijalankan sepenuhnya. "Pangkalan harus ada izin dan tidak dibolehkan seperti menjual pisang goreng," tegasnya.

Dia mengatakan, untuk berdagang elpiji dan BBM ada undang-undang yang mengatur. Solusinya penanganannya yakni Pemkab Aceh Singkil harus memfasilitasi satu pengusaha lagi agar dibuka agen elpiji lainnya, sehingga pasokan gas bersubsidi ini untuk pemenuhan di Aceh Singkil tercukupi. "Pemkab harus tahu benang merahnya dimana, jangan hanya sidak saja dan foto-foto, seperti artis saja," kata Hitler.

Sementara itu Kepala Disperindagkop Kabupaten Aceh Singkil Malim Dewa yang dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya sudah meminta staf untuk membuat rapat besar dan memanggil agen pemasaran di Singkil serta pihak Pertamina wilayah Aceh.c"Dalam waktu dekat ini pihak kami akan menyurati pihak Sentral Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dan memanggil agen untuk rapat besar tersebut, terkait penanganan tingginya harga gas," kata Mahlim.

Pihaknya juga sudah mengaku sedang berkoordinasi dengan Wakil Bupati Aceh Singkil Sazali untuk mengambil langkah solusi. Di antaranya akan membuat surat perjanjian dengan pihak agen sebelum diberikan tindakan tegas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement