REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kelangkaan gas elpiji subsidi tiga kilogram di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menyebabkan harga melonjak tinggi yakni Rp 40 ribu higga Rp 45 ribu.
Ali, warga Desa Bukit Aru Indah Kecamatan Sebatik Timur, Sabtu (9/9) mengatakan, kenaikan harga hingga 100 persen itu akibat langkanya gas yang disubsidi pemerintah pusat. Sebelumnya, harga elpiji hanya berkisar Rp 20 ribu saja.
Ali mengatakan, masyarakat di wilayah perbatasan RI dengan Malaysia di Pulau Sebatik tidak mempermasalahkan naiknya harga cukup tinggi asalkan stok ada. Namun harga telah tinggi pun, pasokan juga tidak ada sama sekali. Sehingga dia meminta pemerintah memperlancar pasokan gas elpiji tiga kilogram tersebut masuk ke wilayah itu.
Kondisi yang sama berlangsung di Pulau Nunukan Kabupaten Nunukan. Sejak tiga hari lalu gas elpiji tersebut ikut langka seperti yang diutarakan Arman, warga Jalan Pelabuhan Baru Kelurahan Nunukan Timur Kabupaten Nunukan.
Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat ekonomi lemah yang terlanjur menggantungkan diri pada penggunaan gas elpiji tiga kilogram sangat kesulitan untuk memasak. "Masyarakat di perbatasan ini akhir-akhir ini sangat sulit dapatkan gas (elpiji) tiga kilogram. Akibatnya susah memasak maka terpaksa beli minyak tanah yang harganya Rp 15 ribu per liter untuk memasak," ujar dia.