Rabu 06 Sep 2017 11:26 WIB

Mendag Yakin Kebijakan HET Komoditi Pangan Sumbang Deflasi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Pemerintah tetapkan Harga Eceran tertinggi (HET) Sembako
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pemerintah tetapkan Harga Eceran tertinggi (HET) Sembako

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meyakini kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah diterapkan pada sejumlah komoditi pangan strategis telah ikut menyumbang deflasi.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2017 mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding kondisi pada Juli 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen.

"Kalau kami tidak melakukan HET, gejolak harga mungkin terjadi," kata Enggar, Selasa (5/9).

Kemendag, mulai 1 September lalu, telah resmi menerapkan kebijakan HET untuk beras medium dan premium. Sebelumnya, HET baru diterapkan untuk gula kristal putih, minyak goreng kemasan sederhana dan daging kerbau beku.

Mendag menargetkan, pada September akan kembali terjadi deflasi yang disumbang oleh turunnya harga bahan pangan seiring dengan penerapan HET beras. "Saya mengharapkan pada September terjadi deflasi lagi dari bahan makanan. Kita tidak ada kenaikan administered price lagi. Jadi daya beli masyarakat terjamin," ujarnya.

Berdasarkan laporan BPS, pada Agustus lalu terjadi deflasi sebesar 0,07 persen. Deflasi ini disumbang oleh penurunan harga kelompok bahan makanan sebesar 0,67 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement