Senin 04 Sep 2017 00:30 WIB

BPKN Diminta Lebih Proaktif

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Satria K Yudha
Sejumlah jamaah korban dugaan penipuan perjalan umrah First Travel mengisi formulis pengaduan di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah jamaah korban dugaan penipuan perjalan umrah First Travel mengisi formulis pengaduan di Kantor Bareskrim Polri Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) diminta lebih proaktif dalam menjalankan tugasnya. Apalagi, saat ini banyak terjadi penipuan yang merugikan konsumen. 

''Lihat saja persoalan-persoalan seperti First Travel, Aco, Buvanes Spinal, hingga vaksin palsu, yang jadi bulan-bulanan itu adalah konsumen,'' kata anggota Komisi VI DPR RI, Fadullah, dalam siaran persnya, Ahad (3/9).

Fadullah mengingatkan, jika masalah serupa terus berulang dan bertambah, itu sudah menjadi persoalan serius yang perlu mendapatkan perhatian negara. Sehingga, kata dia, BPKN harus hadir secara nyata. 

''Jujur saja,  BPKN selama ini cenderung pasif. Wajar jika keberadaannya belum dirasakan oleh masyarakat,'' ucapnya.

Padahal, sambungnya, idealnya lembaga BPKN menjadi garda terdepan dalam memberikan perlindungan konsumen.  Fadullah berharap, BPKN ke depan perlu dikelola dengan lebih profesional dan proaktif terhadap persoalan-persoalan ketidakberdayaan konsumen nasional. 

''Proaktif, agresif, jemput bola, saya pikir gaya seperti ini yang dibutuhkan agar BKBN benar-benar bisa dirasakan manfaatnya,'' katanya.  

Menurut dia, dampak dari persoalan konsumen cukup serius. Mulai dari kerugian materi hingga ada yang mengakibatkan kematian. Karena itu, tegas dia, BPKN mesti lebih proaktif membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement