REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sudah ada porsi yang ditentukan untuk pendanaan light rail transit (LRT). Luhut mengonfirmasi porsi pendanaan dari bank turun dua triliun rupiah dari total pembiayaan sekitar Rp 18 sampai Rp 19 triliun.
Luhut menjelaskan angka dua triliun rupiah tersebut dimungkinkan akan didapatkan dari investor dari Singapura. "Dengan itu nanti membuat penyertaan modal dari bank lokal akan turun," kata Luhut di Kemenko Kemaritiman, Senin (28/8).
Dengan adanya hal tersebut, Luhut berharap bisa memancing lagi untuk investor lain masuk memberikan modal. Meski saat ini belum ada peresmian dari penyerahan modal dari investor Singapura.
Hanya saja, Luhut memastikan ke depannya peluang tersebut bisa semakin terbuka karena tol akan segera melantai ke bursa juga. "Kalau saya tidak salah, Rabu besok (30/8) akan ada launching juga dari pasar bursa mengenai sukuritisasi dari tol. Kalau saya tidak keliru untuk lima tahin," turur Luhut.
Selain soal pendanaan modal, Luhut memastikan saat ini masih masih banyak peraturan pendukung yang belum ada. Sebab, kata dia, Indonesia baru pertama kali membuat LRT sehingga perlu dibuat agar lancar untuk proyek selanjutnya di saerah lain jika ingin ditiru.
Sementara itu, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengungkapkan progres pembangunan LRT masih mencapai 20 persen. "Sampai akhir tahun bisa 45 persen. Tahun depan tinggal sinyal, itu cepat," ujar Budi.
Hinga akhir tahun ini, Budi mengatakan dana yang harus dibayarkan kepada pihaknya sekitar delapan triliun rupiah. Dana tersebut akan diterima bertahap dari lima triliun rupiah terlebih dahulu atau bisa sampai tahun depan.