Rabu 23 Aug 2017 15:31 WIB

Harga Garam Lokal di Solo Turun Drastis

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen garam (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petani memanen garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Harga garam di Pasar Induk Legi Solo berangsur menurun sepekan terakhir. Ratna Indarto, seorang tengkulak garam toko garam Indarto mengatakan harga garam di Pasar Induk Legi saat ini berada di kisaran Rp 1.400 sampai Rp 2.000 per kilogram, turun dari harga sebelumnya Rp 4.000 per kilogram.

Ratna mengungkapkan turunnya harga garam bukan karena adanya impor garam yang dilalukan pemerintah. Melainkan karena petani telah panen garam lokal.

“Garam impor tidak masuk sini, harganya turun ya karena petaninya sudah panen. Impor garam tidak berpengaruh,” kata Ratna saat ditemui Republika pada Rabu (23/8) siang.

Ratna mengungkapkan kebanyakan pedagang garam di pasar Induk Legi Solo mendapatkan pasokan garam dari petani Madura dan Jepara. Kendati adanya impor garam, namun kata dia tak mempengaruhi pasokan garam ke Solo. Sementara itu kata dia meski harga garam turun kata dia, permintaan ppasar akan garam tetap stabil

“Kalau permintaan tetap sama, murah di beli mahal juga tetap dibeli, semua membutuhkan,” katanya.

Dilain sisi, Arofiq Azizi, pemasok garam asal Madura mengatakan adanya garam impor membuat khawarir petani lokal. Sebab kata dia garam impor dijual lebih murah dibanding harga di garam lokal.

Dalam sepekan, dia mengaku bisa dua kali memasok garam dengan berat 10 ton sekali kirim dari madura ke pasar Legi Solo.

“Banyak yang ngeluh soalnya garam luar Austalia itu lebih murah dari garam madura, saya temukan itu banyak di Surabaya. Makanya sekarang kirimnya lebih banyak ke Jawa Tengah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement