Senin 21 Aug 2017 19:07 WIB

Tingkatkan Volume Transaksi, Bank Mandiri akan Pecah Saham

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo didampingi jajaran pejabat direksi saat memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri 2017 di Jakarta, Senin (21/8). RUPSLB mengangkat Hartadi A Sarwono, R. Widyopramono, dan Darmawan Junaidi sebagai Komisaris Utama, Komisaris dan Direktur Treasury perseroan. Pemegang saham juga menyetujui langkah korporasi melakukan stock split dengan rasio 1:2. Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo didampingi jajaran pejabat direksi saat memimpin Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri 2017 di Jakarta, Senin (21/8). RUPSLB mengangkat Hartadi A Sarwono, R. Widyopramono, dan Darmawan Junaidi sebagai Komisaris Utama, Komisaris dan Direktur Treasury perseroan. Pemegang saham juga menyetujui langkah korporasi melakukan stock split dengan rasio 1:2. Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri menyetujui aksi korporasi berupa pemecahan saham (stock split) dengan rasio 1:2 guna meningkatkan volume transaksi perdagangan. Pada penutupan perdagangan Jumat (18/8), saham Bank Mandiri (BMRI) diperdagangkan pada Rp 13.100 per lembar saham.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham  menjadi lebih murah, diharapkan semakin banyak pemegang saham domestik.

"Dengan harga saham yang lebih murah dan terjangkau, diharapkan investor ritel domestik bisa masuk kembali, dan dapat ikut meramaikan perdagangan saham Bank Mandiri dan likiduitas perusahaan semakin membaik," ujar Kartika Wirjoatmodjo di Plaza Mandiri, Senin (21/8).

Bank Mandiri sebagai salah satu perseroan dengan permodalan besar (big capital), kepemilikan sahamnya terkonsentrasi di pemegang saham asing. Berdasarkan daftar kepemilikan saham Bank Mandiri terakhir, hampir 40 persen pemegang sahamnya berasal dari institusi keuangan luar negeri.

 

Ia mengungkapkan, pada waktu harga saham Bank Mandiri meningkat, jumlah perdagangan rata-rata harian perseroan agak menurun. Hal ini yang menurut pihaknya menjadi sesuatu yang harus disesuaikan.

"Nanti transaksi harian kita tidak hanya dikombinasi oleh pemegang saham asing tapi juga investor ritel domestik," kata Kartika.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menambahkan, pelaksanaan stock split akan ditentukan oleh perseroan dengan memperhatikan kondisi pasar. Nantinya, perusahaan akan membahas administratif untuk penyesuaian anggaran dasar dan mengubah sisi nilai serta jumlah lembar saham untuk kemudian mengajukan proses stock split ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kira-kira nanti di November seluruh prosesnya kita perkirakan sampai di bursa," kata Rohan. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement