Senin 21 Aug 2017 11:24 WIB

BEI akan Mendirikan Galeri Investasi Desa di Yogyakarta

Pemandangan suasana pedesaan.
Foto: panca/republika
Pemandangan suasana pedesaan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta akan mendirikan galeri investasi di tingkat perdesaan untuk mendukung Program Desa Nabung Saham di daerah ini.

"Untuk di DIY target kami sudah mulai berdiri galeri investasi desa pada akhir 2017," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) DIY Irfan Noor Riza di Yogyakarta, Senin (21/8).

Irfan mengatakan Galeri Investasi Desa akan menjadi sarana utama pendukung pelaksanaan Program Desa Nabung Saham. Di DIY Program Desa Nabung Saham akan dimulai di desa yang dinilai paling terpencil yakni Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul.

"Saat ini kami sedang menyiapkan sarana prasarananya terlebih dahulu sembari dilakukan sosialisasi kepada warga desa mengenai program itu," ucapnya.

Menurut Irfan, sosialisasi dan edukasi terhadap warga desa telah dimulai dengan melibatkan perguruan tinggi di DIY yang masing-masing telah memiliki galeri investasi. "Perguruan tinggi di Yogyakarta memang kami arahkan untuk membuat KKN tematik di desa-desa. Sehingga kami bisa sekaligus sosialisasi," tuturnya.

Program Desa Nabung Saham, menurut dia, merupakan kerja sama Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dengan membuka galeri investasi di desa, Irfan berharap semakin banyak masyarakat perdesaan yang melek saham sehingga akan membantu menekan jumlah korban investasi bodong di perdesaan.

"Dari program bersama BRI itu pula diharapkan akan banyak investor-investor pasar modal muncul dari perdesaan karena peluangnya sangat besar," imbuhnya.

Irfan mengakui hingga saat ini masih sangat sedikit masyarakat perdesaan yang melek pasar modal. Sesuai data BEI DIY per Juli 2017, dari sebanyak 27.519 investor pasar modal, jumlah investor dari unsur masyarakat perdesaan hanya mencapai 3-5 persen masih jauh di bawah unsur kampus yang telah mencapai 30 persen.

"Sementara jika dilihat dari total penduduk DIY yang mencapai 3,4 juta orang, artinya baru 10 persen masyarakat DIY yang sudah menjadi investor pasar modal," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement