REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis financial technology (fintech) Peer to Peer (P2P) Lending kini terus berkembang. Pasalnya, tidak hanya menjadi sarana pinjam uang tapi juga sebagai instrumen investasi bagi pemilik modal.
Bahkan beberapa perusahaan fintech menawarkan imbal hasil tinggi kepada para investor melebihi. Imbal hasil itu bisa melebihi deposito maupun instrumen investasi lainnya.
Fintech PT Investree Radhika Jaya pun memberikan imbal hasil cukup tinggi bagi para pemodal. CEO dan Co-founder Investree Adrian Gunadi mengatakan, rata-rata return atau imbal hasil yang ditawarkan sekitar 17,3 persen per tahun.
Ia menjelaskan, return tinggi tersebut didapat berkat sistem pendanaan langsung kepada peminjam. "Mereka memilih dan mendanai langsung pinjaman yang ditawarkan di P2P," jelasnya kepada Republika, Kamis, (17/8).
Adrian menambahkan, return akan diberikan sekitar dua bulan setelah peminjam mengembalikan pinjamannya. "Iya sesua pengembalian dari borrower," tuturnya.
Para pemodal, kata dia, bisa berinvestasi minimal Rp 1 juta untuk pinjaman karyawan. Sedangkan untuk pinjaman Usaha Kecil Menengah (UKM) nilai investasi minimal Rp 5 juta.
"Kalau rata-ratanya, investor berinvestasi Rp 10 juta untuk pinjaman UKM. Kemudian rata-rata investasinya kalau untuk pinjaman karyawan sebesar Rp 3 juta," jelas Adrian.