REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Dirut Bank BJB Ahmad Irfan dinyatakan lulus sebagai doktor dengan nilai cumlaude dalam sidang promosi doktor yang dipimpin Rektor Unpad Prof DR med Tri Hanggono Achmad di Graha Sanusi Unpad, Kota Bandung, Senin (14/8). Tema disertasi orang nomor satu di Bank BJB itu, yakni Model Strategi Bersaing: Studi Empiris pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Sidang promosi tersebut dihadiri Gubernur Jabar, H Ahmad Heryawan, sejumlah guru besar Unpad di bidang ekonomi, dan pimpinan organisasi pada rumpun ekonomi. Irfan sengaja mengangkat tema disertasi yang cocok dijadikan solusi bagi BPD di Tanah Air agar bisa tumbuh dan berkembang.
Dalam disertasinya, Irfan menggulirkan tiga variabel yang cocok dan tepat dijadikan model untuk mendongkrak kinerja BPD di Tanah Air. Ketiga variabel itu, menurut Irfan, yakni adopsi teknologi, manajemen inovasi dan pengelolaan sumber daya perusahaan.
Kata Irfan, variabel tersebut menjadi intisari dari gagasannya yang dituangkan dalam konsep bernama The Irfan Model. The Irfan Model merupakan formulai aplikatif yang sangat cocok diterapkan oleh BPD di Tanah Air. Dengan menerapkan itu, papar dia, maka BPD di Tanah Air akan siap menghadapi persaingan perbankan di era MEA 2020.
"Jika ketiga variabel itu dijalankan dengan komitmen tinggi dan konsisten, maka akan meningkatkan kinerja BPD dalam kurun waktu yang relatif singkat, yakni satu tahun," ujarnya seusai dinobatkan sebagai doktor oleh pimpinan sidang, Senin (14/4). Irfan menyebutkan, ketiga variabel itu merupakan kunci keberhasilannya dalam mendongkrak kinerja Bank BJB menjadi bank nasional dan BPD terbesar di Tanah Air.
Saat ini, total aset BPD di Indonesia pada triwulan I 2017 tercatat Rp 586,6 triliun. Sementara Bank BJB sebagai BPD terbesar, saat ini memiliki aset sebesar Rp 98,1 triliun atau berkontribusi 17 persen terhadap total aset BPD di Indonesia pada triwulan I 2017. Selama tiga tahun ini, pihaknya berhasil membawa Bank BJB ke posisi 14 dari total 118 bank nasional yang ada di Indonesia. Pihaknya menargetkan menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Tanah Air. Irfan menyambut baik gagasan pemerintah pusat dalam menggabungkan para BPD. Jika program regional bank sampai terwujud, Bank BJB siap menjadi holding company. Dengan demikian, dirinya bisa memberlakukan tiga variabel tersebut dalam regional bank.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Provinsi Jabar Aldrin Herwany mengatakan, sudah saatnya para regulator lainnya menerapkan The Irfan Model untuk para BPD. Disertasi Ahmad Irfan yang mengupas The Irfan Model, merupakan solusi bagi BPD dalam menghadapi tantangan tahun 2020.
Jika para BPD belum mengantisipasi persaingan 2020, tegas dia, maka kebanyakan BPD di Tanah Air akan ditinggal karena tidak mampu menghadapi persaingan MEA. "Harusnya OJK dan regulator lainnya peka dan mengadopsi konsep ini. The Irfan Model sudah diakui di kancah internasional," ujarnya.
"Relevansi disertasi Pak Irfan, yaitu memberi solusi agar BPD tetap kuat dan bisa bersaing," tambah Aldrin. Ketiga variabel yang digulirkan dalam disertasi Irfan, ucap dia, sudah seharusnya diimplementasikan pada BPD di Tanah Air.