REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,5 triliun (kurs Rp13.000) pada tahun 2017. Direktur Keuangan Perusahaan Gas Negara Tbk, Nusantara Suyono mengatakan bahwa hingga semester pertama tahun ini, serapan dana belanja modal itu baru mencapai sekitar 130 juta dolar AS, atau sekitar 26 persen dari total capex yang disiapkan.
Nusantara Suyono mengemukakan bahwa penggunaan dana capex yang belum maksimal itu terjadi karena belum banyaknya serapan di hilir bisnis perseroan terutama untuk pengerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) seperti pembangunan jaringan pipa gas.
"Ekspansi agak 'slow down' (melambat) dibanding sebelumnya," katanya.
Ia memaparkan bahwa capex sebesar 500 juta dolar AS itu terbagi menjadi dua bagian, yakni 55 persen untuk keperluan hulu bisnis (upstream) yang digarap PT Saka Energi Indonesia (SEI), sementara sisanya untuk hilir bisnis (downstream) yang digarap perseroan.
"Kalau di 'upstream', serapannya sudah 100 juta dolar AS. Sementara 'downstream 'baru sekitar 20 juta-30 juta dolar AS," katanya.
Di kuartal pertama 2017, distribusi gas oleh PGN sebesar 816 MMScfd, meningkat 19 MMScfd dari periode yang sama 2016. Pada periode itu, volume penjualan meningkat sejalan dengan kenaikan pemakaian gas oleh sektor kelistrikan. Jumlah pelanggan distribusi meningkat dari 111.076 menjadi 168.973 pelanggan
Nusantara Suyono juga memaparkan bahwa entitasa anak PGN, Saka Energi Indonesia telah melakukan penyertaan investasi di 10 blok migas di Indonesia dan satu blok migas di Texas, Amerika Serikat. Saat ini, SEI juga sedang dalam proses pengajuan rencana pengembangan sumur Sidayu, blok Pangkah ke SKK Migas.