Jumat 04 Aug 2017 01:11 WIB

E-Commerce Melejit Namun Kadin Akui Kurangnya SDM

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Budi Raharjo
Calon pembeli melihat koleksi fashion terbaru mealui salah satu gerai E-Commerce melalui telfon genggamnya di Jakarta, Senin (31/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Calon pembeli melihat koleksi fashion terbaru mealui salah satu gerai E-Commerce melalui telfon genggamnya di Jakarta, Senin (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertumbuhan e-commerce saat ini rupanya masih terkendala ketidaksesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).

"SDM sebagai penunjang industri e-commerce masih sangat kurang," ujar Wakil Ketua Kadin bidang UMKM Erik Hidayat saat dihubungi Republika, Kamis (3/8).

Ia melanjutkan, dunia e-commerce merupakan gelombang baru sehingga ilmu dan ahli nya masih sangat minim. Namun karena tuntutan, akhirnya banyak yang bisa karena terbiasa atau bisa setelah learning by doing.

Keterlambatan ketersediaan tenaga SDM ini membuat profesi-profesi tertentu menjadi sangat mahal. Hal tersebut diakui Erik menjadi tantangan pihaknya untuk menggali lebih banyak lagi SDM berkompeten.

"Meski sudah dicoba solusinya oleh berbagai instansi pendidikan, namun masih belum cukup cepat menjawab kebutuhan industri," kata dia.

Tapi seakan tak mau berpangku tangan pada instansi pendidikan, pihaknya turut berupaya meningkatkan SDM kompeten di bidang ini. Di Kadin sendiri terdapat Badan Start Up milik patrick Waluyo yang konsen membantu para start up, termasuk di bidang fintech dan e-commerce.

Dalam satu kesempatan, ia melanjutkan, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani juga menyampaikan agar Kadin membuat program Vokasi dalam berbagai bidang dan bekerjasama dengan pemerintah. Namun program tersebut saat ini masih dalam tahap penggodokan.

"Tapi betul memang kita kurang SDM untuk e-commerce yang memang massive ini. Dan itu tantangan kami," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement