REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BCA Syariah mampu konsisten melakukan pertumbuhan yang berkualitas pada semester satu 2017.Hal itu disampaikan Presiden Direktur John Kosasih saat pemaparan pencapaian kinerja keuangan semester satu 2017, Rabu (26/7).
John mengungkapkan pada semester satu tahun ini, BCA Syariah mampu mencatat laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp 26,84 miliar. Laba tersebut memperlihatkan pertumbuhan sebesar 40,03 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016.
Kemampuan BCA Syariah dalam menghasilkan laba, ditunjukkan dalam peningkatan return on assets (ROA) ke level 1,05 persen. Begitu juga dengan return on equity (ROE) yang sampai ke level 3,64 persen.
Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) BCA Syariah juga terjaga pada level 30,99 persen. "Tentunya hal ini menunjukkan aspek permodalan BCA Syariah masih sangat mencukupi untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan," kata John di kawasan Menteng, Rabu (26/7).
Sementara total aset BCA Syariah juga sudah mencapai Rp 5,43 trilun. Angka itu tercatat mengalami pertumbuhan 25,02 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 yang hanya mencapai Rp 4,34 triliun.
"Pertumbuhan aset ini berada di atas pertumbuhan industri perbankan syariah yaitu 22,8 persen per April 2017," jelas John.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Keuangan BCA Syariah Pranata mengungkapkan salah satu faktor besar yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut dari Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK BCA Syariah pada semester satu tahun ini tercatat Rp 4,24 triliun dengan pertumbuhan 31,79 persen (YoY). Pada Juni 2016, DPK BCA Syariah hanya Rp 3,22 triliun.
Jika melihat pertumbuhan BCA Syariah yang baru memulai sejak 2010, Pranata menilai hal itu memperlihatkan perkembangan positif. "Kalau melihat perkembangan luar biasa. Dari 2010 kami konsisten tumbuh, secara umum bisa tumbuh di atas industri," jelas Pranata.