Rabu 26 Jul 2017 08:31 WIB

TNI Dapat Tambahan Dana dari APBN Lebih dari Rp 5 Triliun

Rep: Kabul Astuti/ Red: Nur Aini
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berbincang saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berbincang saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapatkan alokasi tambahan dana Rp 5,441 triliun dalam rancangan APBN P 2017. Hal itu dibahas dalam rapat tertutup antara Komisi I DPR RI dengan TNI dan Kementerian Pertahanan pada Selasa (25/7) malam.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan rapat tertutup kali ini membahas tentang APBN-P 2017 untuk TNI dan Kementerian Pertahanan. Dari pengajuan tambahan anggaran sekitar Rp 30 triliun, Komisi I DPR RI hanya menyepakati Rp 5 triliun.

"APBN P kami mendapat tambahan Rp 5 triliun 441 miliar. Dibagi ke Departemen Pertahanan Rp 1 triliun lebih, Angkatan Darat Rp 1 triliun lebih, Angkatan Laut Rp 1 triliun lebih, Angkatan Udara Rp 1 triliun lebih, Mabes TNI Rp 900 miliar lebih," kata Gatot Nurmantyo, Selasa (25/7).

Gatot menyatakan tambahan dana tersebut akan dialokasikan untuk sejumlah kebutuhan TNI. Di antaranya, penguatan daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar, sarana prasarana untuk daerah perbatasan, penyiapan alutsista dan alat khusus penanggulangan terorisme, serta pengamanan di daerah rawan dan perbatasan.

Gatot menambahkan dalam rapat tersebut tidak ada pembahasan khusus mengenai pengadaan alutsista lantaran anggaran yang tersedia tidak mencukupi. "Nggak, mau bicara alutsista gimana kalau cuman segitu," ucap Gatot.

Sementara, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu tidak mau banyak berkomentar soal hasil rapat dengan DPR. Ia juga enggan menjabarkan nominal APBN P 2017 untuk kementeriannya. "Ya dibagi Kemenhan dengan TNI lah. Saya itu paling malas ngitung-ngitung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement