Kamis 20 Jul 2017 17:33 WIB

Harga Garam Beryodium Naik 4 Kali Lipat

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
 Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menunjukan garam di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Harga garam beryodium yang banyak digunakan para ibu rumah tangga sebagai bumbu memasak, melonjak drastis. Bahkan kenaikan harga garam tersebut, mencapai sekitar 400 persen atau naik empat kali lipat.

''Kenaikan harga garam untuk kebutuhan memasak ini, berlangsung sejak dua pekan terakhir,'' kata Yanti (34), seorang pedagang di Pasar Manis Purwokerto, Kamis (20/7).

Dia mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan harga garam tersebut. Yang dia tahu, kenaikan harga ditetapkan oleh pemasoknya. Meski demikian dia menyebutkan, tidak semua garam yang terdiri dari beragam merek tersebut langsung menaikkan harga. Ada juga yang dengan cara mengurangi isi garam bubuk  yang terdapat dalam kemasan plastik.

''Seperti garam dapur bubuk merek TB, berat garam per kemasannya dikurangi hingga lebih dari separuhnya. Harganya juga naik, dari yang semula Rp 1.000 mendapat tiga kemasan, sekarang dengan harga yang sama hanya dapat satu kemasan,'' kata dia.

Kenaikan harga yang sama, juga terjadi pada garam kotak. Harga garam kotak dalam satu kemasan isi 20 biji, juga mengalami kenaikan drastis. Bila semula dijual Rp 7.500, saat ini naik menjadi Rp 13.000. ''Ukuran kotak garamnya juga berubah jadi lebih kecil,'' jelasnya.

Meski mengalami kenaikan harga sangat tinggi, namun Yanti menyebutkan, kalangan ibu rumah tangga tidak terlalu memasalahkan. ''Mungkin karena penggunaannya tidak terlalu banyak, hanya untuk kebutuhan memasak, kenaikan harga yang sampai sampai empat kali lipat tersebut tidak banyak diributkan pembeli,'' katanya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, Wahyu Adhi Febrianto, mengakui adanya kenaikan harga garam beryodiu yang tergolong sangat tinggi. Namun dia menilai, kenaikan harga garam ini memang tidak terlalu banyak dipersoalkan masyarakat.

''Mungkin karena fungsinya hanya sebagai penyedap masakah, sehingga penggunaannya juga tidak terlalu banyak. Selain itu, meski naiknya cukup tinggi, namun harganya masih tetap terjangkau sehingga tidak banyak dikeluhkan,'' katanya.

Meski demikian dia menyatakan akan tetap memantau kenaikan harga garam beryodium ini, dan mengamati dampaknya pada masyarakat. Yang dia khawatirkan, bila masyarakat kemudian beralih menggunakan garam krosok atau garam tidak beryodium akibat harga garam beryodium yang mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement