Kamis 20 Jul 2017 01:30 WIB

Jaga Surplus, Kemendag Pacu Ekspor

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Satria K Yudha
Enggartiasto Lukita
Foto: Republika/ Wihdan
Enggartiasto Lukita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sangat bersyukur karena neraca perdagangan indonsia kembali surplus. Namun, Enggartiasto mengingatkan bahwa penurunan ekspor juga harus menjadi perhatian. 

Dia mengatakan, Kementerian Perdagangan terus berupaya meningkatkan ekspor untuk menjaga surplus perdagangan. Perluasan akses pasar juga terus dilakukan. ”Saya sudah bertemu duta besar Sri Lanka dan kita akan segera menindaklanjuti kesepakatan antara kedua kepala negara untuk menyusun preferential trade agreement (PTA). Dengan Turki juga kita lakukan hal yang sama, lalu dengan Afrika segera ditindak lanjuti, dan berbagai negara lainnya,” ujar Enggar dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Rabu (19/7).

Pria yang akrab disapa Enggar tersebut mengatakan, diversifikasi pasar ekspor akan mampu mengimbangi penurunan ekspor Indonesia hingga pada suatu saat diharapkan ekspor bisa meningkat kembali. ”Kita harus lebih baik dari waktu yang lalu,” tambah Enggar.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia Juni 2017 surplus 1,63 miliar dolar dengan total ekspor 11,64 miliar dolar AS dan impor 10,01 miliar dolar AS. Surplus ditopang peningkatan sektor nonmigas sebesar 1,96 miliar dolar AS.

Pangsa ekspor nonmigas, selain 13 negara utama tujuan ekspor, mengalami penurunan jika dibanding periode Januari-Juni 2016, dari 31,36 persen menjadi 29,78 persen. Namun hal tersebut dapat menjadi potensi bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor di negara-negara yang menjadi pasar non-tradisional tersebut. 

“Sudah ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan ekspor melalui perundingan dengan negara tujuan non-tradisional sekaligus ada oasar-pasar baru,” kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement