Rabu 19 Jul 2017 09:09 WIB

Mobil Ini Bisa Deteksi Hama Pengganggu Tanaman

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani menunjukkan tanaman padinya yang rusak akibat serangan hama wereng.
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani menunjukkan tanaman padinya yang rusak akibat serangan hama wereng.

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO--Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya punya cara jitu untuk membantu para petani pekebun. Caranya, dengan menyediakan mobil untuk memeriksa produk mereka.

Wakil Manager Pelayanan BBPPTP Erna Zahro'in mengatakan, selama ini petani harus menempuh perjalanan panjang menuju BBPPTP Surabaya untuk memeriksa produk perkebunannya. "Kami potong siklus itu," katanya, Selasa (18/7).

Pemeriksaan berupa kandungan pestisida, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebagai upaya proteksi. Kehadiran mobil ini diharapkan bisa membantu para petani untuk menjaga kualitas produk tanaman perkebunan mereka.

Tim Teknis Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya Presti Mardiani mengatakan, ada dua armada yang tersedia untuk melayani para petani. Armada ini biasanya mendatangi lokasi adanya laporan serangan tanaman. Armada pun secara berkala mendatangi para petani tanaman perkebunan yang ada.

"Satu bulan sekali keliling ke berbagai tempat," ujar dia.

Mobil keliling yang telah mendapat apresiasi dari Kementerian PAN RB ini pada Mei lalu yang masuk ke Top 99 inovasi se-Indonesia. Verifikasi lanjutan telah dulakukan pada akhir Mei dan diharapkan bisa memasukkan inovasi ini ke dalam Top 40.

Meski baru satu tahun ada tapi diakui Presti telah mendapat respons baik para petani. Sayangnya, dua armada ini hanya bisa menjangkau Jawa Timur saja. Tapi seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) juga menjadi wilayah kerja balai ini. Ia berharap ada penambahan armada untuk lebih luas menjangkau masyarakat.

Karena adanya keterbatasan, mobil ini hanya bisa menganalisa produk perkebunan secara umum. Misalnya, dengan mengetahui adanya kandungan pestisida dan OPT.

"Tapi untuk skala kuantitatif berapa residunya harus dibawa ke lab," katanya.

Tidak hanya melakukab analisa, BBPPTP pun akan memberi informasi terkait penanganan OPT tersebut. Termasuk bantuan teknologi untuk mengembangkan isolat pembasmi OPT.

Penggunaan pestisida sebisa mungkin diminimalisir mengingat pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian tengah mendorong terwujudnya pertanian organik. Sebanyak 1.000 desa pertanian organik dari berbagai komoditas diharapkan mampu tercapai untuk lingkungan dan perekonomian yang lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement