REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa peran sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan cukup baik. Pada tahun 2011, peran sektor jasa keuangan baru 0,25 persen. Pada tahun 2016, meningkat menjadi 0,36 persen di tahun 2016.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Dharmansyah Hadad mengatakan beberapa program strategis telah dilaksanakan dan diperkenalkan OJK dalam rangka mendorong intermediasi pemberdayaan kredit, menggerakkan asuransi, dan industri pasar modal.
"Inisiatif-inisiatif yang dilakukan OJK diantaranya mendorong kredit usaha rakyat, mempercepat pendirian perusahaan penjaminan kredit daerah, pembiayaan sektor prioritas, dan mendorong refitaslisasi modal ventura," kata dia
Selain itu, lanjut dia, OJK juga berupaya untuk melakukan penyederhanaan proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi serta penyediaan produk-produk baru di industri pasar modal.
Terkait inklusi keuangan, lanjut dia, pihaknya meluncurkan Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif) yang melibatkan seluruh pihak termasuk diantaranya gubernur.
"Program Laku Pandai banyak diapresiasi dunia global. Program itu mempercepat inklusi keuangan di daerah dalam mengakses keuangan,' katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan bahwa OJK sebagai regulator sudah membuktikan banyak perkembangan yang scukup besar bagi industri keuangan dan pasar modal domestik.
"Di sini sudah berkumpul semuanya dari pelaku industri pasar modal, perbankan, asuransi, multifinance, semuanya ingin ucapkan terima kasih," kata Tito Sulistio dalam sambutannya.
Ia mengemukakan bahwa sektor Industri Keuangan Non-Bank berhasil mencatatkan kenaikkan aset hampir 70 persen. Lalu, sektor perbankan mendorong kredit tumbuh lebih dari 55 persen. Dan di sektor pasar modal, kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi dari level 4.300 menjadi ke 5.800 poin.
"Saya disuruh kerja terus sama Bu Nurhaida (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK). Dan telah berhasil menaikkan IHSG serta nilai kapitalisasi pasar Rp6.368,87 triliun," paparnya.
Di bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tito Sulistio mengatakan OJK juga telah berhasil menaikkan literasi dan inklusi keuangan nasional. Kemudian di Dewan Audit, OJK mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) empat kali berturut-turut.
"Dan OJK juga mendapatkan Global Inclusin Award, serta sertifikat ISO 9001:2015, yang merupakan merupakan standar internasional untuk sistem manajemen mutu," katanya.