Rabu 12 Jul 2017 17:01 WIB

Pemanfaatan Gas Domestik Hadapi Tantangan Besar

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Qommarria Rostanti
Pabrik botol PT Kangar Consolidated Industries (KCI) menggunakan gas bumi dari PGN.
Foto: PGN
Pabrik botol PT Kangar Consolidated Industries (KCI) menggunakan gas bumi dari PGN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan pemanfaatan gas domestik di Indonesia membutuhkan tantangan besar. Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Danny Praditya mengatakan di balik tantangan tersebut, sebenarnya terdapat peluang yang juga besar bagi semua pihak.

Tantangan pertama, kata dia, yaitu percepatan pembangunan pasar dan infrastruktur. Di 2025, target PGN menambah 40 ribu kilometer lebih jaringan pipa gas dan beberapa LNG (Gas Alam) Hub untuk sistem distribusi. "Maka perlu ada terobosan-terobosan baik dalam teknologi, model bisnis sampai dengan  tata kelola," ujar Danny dalam paparannya di acara Gas Indonesia Summit & exhibition 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (12/7).

Selain itu, saat ini Indonesia dituntut untuk lebih kompetitif sehingga permintaan harga gas yang kompetitif terus disampaikan oleh industri. Tantangan berikutnya adalah Indonesia harus mampu mengelola paradoks antara kebutuhan untuk percepatan pembangunan. Namun di saat yang sama harus menjadi efisien.

Danny mengatakan seluruh tantangan tersebut harus dijawab dengan mengintegrasi rencana dan aksi. Menurut dia, dalam meningkatkan pemakaian gas membutuhkan terobosan dalam menciptakan permintaan. Ini berarti melibatkan lintas kementerian, investor dan pemain kunci di industri gas. "Implementasinya membutuhkan sinergi seluruh pihak," ujar Danny.

Seluruh tantangan tersebut adalah peluang. Peran gas masih dominan ke depan dan PGN sebagai BUMN gas berusaha untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik, serta memperluas dan meningkatkan manfaat energi baik untuk negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement