Jumat 07 Jul 2017 09:10 WIB

25 IKM Pengolahan Garam di Cirebon Tutup

Pekerja memanen garam di tambak dengan sistem Tekhnologi Ulir Filter (TUF) dan pemasangan Geomembran (LDPE) di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (31/10).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Pekerja memanen garam di tambak dengan sistem Tekhnologi Ulir Filter (TUF) dan pemasangan Geomembran (LDPE) di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 25 industri kecil menengah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bagian timur yang bergerak di bidang pengolahan garam ditutup atau gulung tikar karena kesulitan pasokan bahan baku dari petani. Sujati, pelaku industri pengolahan garam menuturkan sekarang ini selain harga garam mahal atau bisa mencapai Rp 4.000 per kilogram, bahan baku pun sulit didapatkan.

Ia mengatakan pasokan bahan baku dari produksi petani lokal kini tidak ada. Hujan yang masih turun mengakibatkan tambak yang telah diolah sejak Mei 2017 gagal panen. "Jika setengah bulan ke depan pasokan garam tak kunjung tersedia, maka kondisi akan semakin parah," ujarnya.

Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Jabar M. Taufik belum lama ini mengatakan kalangan IKM kesulitan mengakses garam impor dari PT. Garam karena kuotanya hanya 10 ton per IKM dengan persyaratan yang cukup rumit.

"Salah satunya adalah syarat legalitas yang harus dimiliki IKM pengolahan garam, padahal dengan karyawan 10-20 orang tentu jarang yang memiliki legalitas seperti layaknya perusahaan skala besar," katanya.

Taufik menuturkan pelaku IKM harus mengeluarkan uang lebih besar, agar dapat membeli bahan baku karena harga di pasaran saat ini hampir tembus Rp 4.000 per kilogram

"Ini tertinggi sejak tahun 2010-2011 lalu harga garam mencapai Rp 1.000 per kilogram akibat cuaca," kata Taufik.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement