REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Beberapa perbankan syariah mengalami peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup signifikan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1438 H. Simpanan masyarakat yang terhimpun pada periode tersebut mampu mendorong pertumbuhan DPK kuartal 2 mencapai target.
Bank Syariah Mandiri (BSM) per kuartal 2 mencatat pertumbuhan DPK yang fantastis yakni sebesar 102,3 persen year to date (ytd) dari target semester 1 adalah yang sebesar Rp 70,4 triliun. Adapun target akhir tahun DPK yakni senilai Rp 74,06 triliun atau tumbuh 10,2 persen year on year (yoy).
"Pencapaian ini on the track dengan target akhir tahun. Proyeksi tumbuh DPK pada semester-2 2017 terhadap semester-1 2017 adalah 4,83 persen. Growth semester 2 sebesar Rp 3,6 triliun," ujar Direktur Distribution and Services BSM, Edwin Dwidjajanto kepada Republika, Selasa (4/7).
Edwin menjelaskan, upaya-upaya yang dilakukan BSM untuk mendorong pertumbuhan DPK yaitu fokus pada optimalisasi pengelolaan nasabah eksisting dengan menawarkan kemudahan transaksi perbankan melalui e-channel BSM seperti internet banking, mobile banking, EDC, dan cash management. Selain itu, perseroan juga fokus untuk meningkatkan jumlah rekening tabungan dan meningkatkan transaksi. Adapun target pertumbuhan tabungan 11,0 persen dan giro 21,2 persen.
Bank Central Asia Syariah atau BCA Syariah juga mencatatkan pertumbuhan DPK yang cukup signifikan. Pada kuartal 2 ini perseroan berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 4,25 triliun atau tumbuh 32 persen yoy. Kenaikan ini cukup signfikan, mengingat pada bulan Mei 2017 DPK tumbuh 27 persen.
Direktur Utama BCA Syariah, John Kosasih menjelaskan, menjelang dan setelah lebaran DPK perseroan mengalami peningkatan karena penempatan dana yang signifikan. "Mungkin karena kegiatan usaha menjelang dan setelah lebaran tidak aktif sehingga banyak yang parkir di BCA Syariah," kata John.
Selain DPK, pembiayaan BCA Syariah juga tumbuh cukup signifikan sebesar 21 persen mencapai Rp 3,8 triliun dan aset tumbuh 22 persen menjadi Rp 5,3 triliun. John optimistis kinerja positif ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara atau UUS Bank BTN diperkirakan tumbuh sebesar 20-25 persen year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut sesuai dengan target perseroan yakni di atas 20 persen. "DPK bertumbuhnya sesuai dengan ekspestasi, antara 20-25 persen," ujar Direktur BTN, Handayani.
Adapun yang mendorong pertumbuhan DPK yakni peningkatan account UUS BTN menjadi transactional account. Untuk menjadi transactional account, BTN telah melengkapi beberapa fitur aplikasi mobile untuk syariah, antara lain untuk pembayaran zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) dan wakaf.
Menurut Handayani, pada umumnya layanan tersebut sangat diminati oleh komunitas syariah, sehingga pihaknya akan terus meningkatkan layanan ini untuk mempermudah transaksi nasabah. BTN juga sudah bekerjasama dengan Baznas untuk menyediakan layanan tersebut.
"Jadi dengan cara ini kita konsentrasi ke current account saving account (CASA) untuk memperoleh dana murah," kata Handayani.