REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kit diagnostik diabetes melitus (DM) tipe 1 diprediksi siap dipasarkan di Indonesia sekitar 1,5 tahun lagi atau pada 2019. Menurut Direktur Riset dan Pengembangan PT Bio Farma (Persero), Sugeng Raharso, saat ini DM tipe 1 tersebut sedang dalam tahap uji stabilitas.
"Uji stabilitas biasanya berlangsung selama satu sampai satu setengah tahun," ujar Sugeng kepada wartawan usai Sharing Sesion Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) VII, Selasa (4/7).
Sugeng mengatakan, sekarang sudah ada prototype DM sudah ada produknya, dan sudah diproduksi dalam skala kecil. Namun, agar bisa dipasarkan harus diketahui dulu kapan expired date-nya. "Itu yang sekarang sedang diteliti," katanya.
DM tipe 1 terjadi karena autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menjadi hiperaktif dan menyerang sel beta yang ada di pankreas. Akibatnya, produksi hormon insulin menjadi terhambat dan mengganggu proses metabolisme gula dalam tubuh.
Penderita DM tipe 1 hanya memproduksi sedikit insulin bahkan tidak sama sekali. Selain faktor genetik, DM tipe 1 juga dipicu oleh virus tertentu. Saat ini jumlah kasus DM tipe 1 di dunia sekitar 5 persen atau diderita sekitar 17 juta orang.
Sementara menurut Periset Senior PT Bio Farma (Persero), Maharani, selain DM tipe 1, produk yang saat ini sudah masuk tahap uji stabilitas adalah Erythopoetin (EPO) generasi kedua. Ia berharap, produk yang dapat membantu terapi pasien cuci darah, kemoterapi, dan anemia itu bisa dipasarkan dalam waktu satu sampai satu setengah tahun ke depan.